Bayi Kembar Siam Asal Tulungagung Dipisahkan Lewat Operasi 9 Jam, Satu Bayi Tidak Dapat Diselamatkan

Namun salah satu bayi kembar, yakni Arsenio meninggal dunia setelah kondisinya terus menurun.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TribunJatim.com/Sulvi Sofiana
Kondisi Arsello bayi kembar siam dempet bokong usai operasi pemisahan dengan saudaranya Arsenio di RSUD Dr Soetomo didampingi tim dokter dan orang tuanya. 

TRIBUNJOGJA.COM,  SURABAYA - Tim dokter RSUD Dr Soetomo berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet bokong (pygopagus) asal Tulungagung,  Arsello dan Arsenio melalui operasi yang berlangsung selama 9 jam pada Jumat (16/8/2024) lalu.

Operasi dimulai pukul 07.25 WIB dan berakhir pukul 16.20 WIB.

Namun salah satu bayi kembar, yakni Arsenio meninggal dunia setelah kondisinya terus menurun.

Sementara Arsello kondisinya terus membaik meski saat ini masih dalam pengawasan dokter.

Dikutip dari Tribun Jatim, tim dokter anak RSUD Dr Soetomo, Dr Wurry Ayuningtyas SpA mengatakan bayi kembar yang menjalani operasi pemisahan adalah putra pasangan Yoga dan Yeni.

Bayi kembar Arsello dan Arsenio lahir pada 17 April 2024 di Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung.

Kemudian, kedua bayi kembar itu dirujuk ke RSUD Dr Iskak Tulungagung untuk perawatan lebih lanjut.

Lalu setelah bayi menginjak usia 38 minggu, tepatnya pada 14 Agustus 2024 lalu, tim dokter RSUD dr Iskak Tulungagung memutuskan merujuk bayi siam ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

Tim dokter merujuk ke RSUD Soetomo karena kondisi Arsenio terus mengalami penurunan.

 Sesampai di RSUD Soetomo, tim dokter langsung melakukan penanganan.

Namun kondisi Arsenio tak kunjung membaik, di mana denyut jantungnya semakin melemah dan ditemukan adanya infeksi.

"Karena kondisinya [kesehatan] terus menurun, ada kelemahan kemampuan gerak dan ditemukan infeksi juga. Maka kami memutuskan melakukan separasi. Separasinya juga emergency di tanggal 16 Agustus 2024," ujar dr Wurry, Selasa (20/8/2024).

Baca juga: Viral Video Detik-detik Mbah Guno Terjatuh dan Tak Sadarkan Diri Saat Berjoget di Acara Hajatan

Operasi pemisahan bayi kembar asal Tulungagung ini menurut dr Wurry berlangsung cukup panjang.

Tim dokter membutuhkan waktu selama 9 jam hingga kedua bayi berhasil dipisahkan.

"Pembiusan pada pukul 07.25 WIB, dan operasi tuntas pukul 16.20 WIB. Bayi berhasil dipisahkan jam 13.35 WIB. Sedangkan tindakan operasi start jam 9.25 WIB," urainya.

Selama operasi berjalan ia menyebut, kondisi Arsenio kritis dan sempat mengalami henti jantung sehingga tim dokter perlu memberikan tindakan resusitasi. 

Namun upaya medis yang diberikan tidak membuahkan hasil. Bayi Arsenio akhirnya gagal diselamatkan meski berhasil dipisahkan dari kembarannya.

"Untuk kondisi bayi yang selamat stabil, tapi masih perlu dipantau," tutupnya.

Sementara itu, orang tua bayi kembar siam Yenni Dwi (26) dan Yoga Azka (23) mengaku tidak mengetahui anak pertama dan kedua mereka tersebut merupakan bayi kembar siam.

Pasalnya saat masih hamil telah dilakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan indikasi adanya penempelan janin. 

"Di usia kandungan 7 bulan ada kecurigan tapi saat USG juga kondisi bayi baik dan sempat posisi 69 jadi secara logika tidak mungkin siam. Jadi tidak dilanjutkan USG Fetomaternal,"ujarnya.

Menjadi kasus bayi kembar siam yang pertama ditangani Kabupaten Tulungangung, dikatakan Yenni, membuat pihak rumah sakit berkoordinasi dengan RSUD Dr Soetomo sejak awal kelahiran.

"Jadi saat lahir di RS Bhayangkara lima hari sebelum dirujuk ke RSUD Dr Iskak. Pernah pulang juga tapi memang harus dijaga tidak menerima kunjungan sama sekali,"lanjutnya.

Dikatakannya, sejak usia tiga bulan kedua bayinya mulai mengalami demam dan juga infeksi pernafasan.

Sejak saat itu pula kedua bayinya mulai dirawat rumah sakit hingga kondisi menurun dan menjalani operasi pemisahan.

"Harapannya, satu bayi yang bertahan ini bisa segera sehat,"pungkasnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved