Berita Bisnis Terkini
Pengusaha DIY Mulai Adaptasi, Disperindag DIY Berharap Total Nilai Ekspor 2024 Meningkat
Perekonomian global terpukul akibat perang Rusia-Ukraina berdampak pada permintaan ekspor dari DIY.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY berharap nilai ekspor DIY tahun 2024.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan pengusaha di DIY sudah mulai beradaptasi dengan situasi global.
“Harapan kami nanti secara total tahun 2024 (nilai ekspor DIY) meningkat dibandingkan tahun 2023. Angka ekspor kan fluktuatif ya, tergantung permintaan dari buyer. Juni 2024 kemarin nilai ekspor tertinggi sepanjang semester I 2024. Kemungkinan perusahaan mulai beradaptasi,” katanya, Kamis (15/08/2024).
Ia menerangkan ekspor DIY justru meningkat saat pandemi COVID-19. Sejak tahun 2019 hingga 2022 ekspor DIY mengalami tren peningkatan.
Puncaknya di tahun 2022 lalu.
Kemudian pada tahun 2023, perekonomian global terpukul akibat perang Rusia-Ukraina. Hal itu juga berdampak pada permintaan ekspor dari DIY.
“Tahun 2023 itu jlek (ekspor DIY anjlok), mulai ada perang itu, agak syok, belum bisa adaptasi. Tahun 2024 ini mulai ada aturan-aturan yang ditentukan negara tujuan, pengusaha mulai adaptasi untuk memenuhi peraturan itu. Sekarang sudah mulai survive. Tahun kemarin ada beberapa yang menghentikan karyawan, sekarang mulai menambah karyawan, karena ada permintaan meningkat,” terangnya.
Tren nilai ekspor lebih tinggi dari impor pun diharapkan bisa konsisten.
Ia berharap jangan sampai nilai impor naik, bahkan lebih tinggi dari ekspor .
Ketika nilai impor naik, artinya bahan baku yang digunakan berasal dari luar negeri.
Meski kondisi perekonomian global belum baik, namun pengusaha sudah memiliki strategi untuk menumbuhkan pasar global, termasuk mencari negara tujuan ekspor lain.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Theresia Sumartini menyebut selama ini ekspor Amerika Serikat dan Eropa memang menjadi andalan ekspor DIY.
Namun saat ini ekonomi kedua kawasan tersebut sedang mengalami penurunan.
“Sehingga kami berusaha memperluas ke pasar non tradisional. Misal dalam pameran mulai melirik Timur Tengah, ASEAN. Saat ini dari Turki juga sudah mulai banyak deal, kemudian Afrika Selatan,” ujarnya.
Ia menyebut ASEAN merupakan kawasan potensial ekspor. Selain jaraknya yang dekat, semua jenis komoditas dari DIY juga diminati.
Selama ini, beberapa komoditas, khususnya makanan sudah di ekspor ke kawasan ASEAN,
“Kadang kita lupa melirik pasar terdekat kita. Padahal ASEAN pasar yang bagus. Kalau ASEAN malah semua produk bisa,” imbuhnya. ( Tribunjogja.com )
Jelang Natal, Perajin Patung Rohani di Bantul Banjir Pesanan |
![]() |
---|
KAI Daop 6 Yogyakarta Siap Dukung Program Angkutan Motor Gratis Periode Natal 2024 |
![]() |
---|
Transaksi Pembayaran Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sambut Libur Akhir Tahun, YIA Kulon Progo Akan Turunkan Tarif PJP2U dan PJ4U hingga 50 Persen |
![]() |
---|
Truk Mogok di Perlintasan Kereta Wilayah Purwokerto, Sejumlah KA Alami Kelambatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.