Hari Ini Presiden Palestina Temui Vladimir Putin

Mahmoud Abbas akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendiskusikan situasi di Timur Tengah.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban (kiri) meninggalkan ruangan setelah pernyataan pers bersama setelah pembicaraan mereka di Kremlin, Moskwa, 5 Juli 2024. 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKWA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan memulai lawatan internasionalnya dengan mengunjungi Rusia pada Selasa (13/8/2024) hari ini.

Rencananya, Mahmoud Abbas akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendiskusikan situasi di Timur Tengah.

Informasi rencana pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Mahmoud Abbas ini disampaikan secara resmi oleh Krimlin melalui postingan yang diunggah di aplikasi pesan Telegram.

Kedua pemimpin negara itu akan berdiskusi untuk mencari solusi atas bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.

"Diharapkan akan ada pertukaran pandangan mengenai situasi di Timur Tengah sehubungan dengan memburuknya konflik Palestina-Israel saat ini dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza," kata Kremlin seperti yang dikutip dari Kompas.com yang melansir pemberitaan Reuters.

Presiden Palestina dijadwalkan akan berada di Rusia selama dua hari hingga Rabu (14/8/2024) besok.

Setelah itu, Mahmoud Abbas akan melanjutkan lawatannya ke Turkiye.

Baca juga: Milisi Palestina Punya Strategi Baru, Israel Gagal Berantas Hamas

Mahmoud Abbas akan menggelar pertemuan dengan Presiden Tayyip Erdogan.

Rusia, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan para pemimpin Arab termasuk Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, telah mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh baru-baru ini.

Rusia juga telah menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri agar tidak menimbulkan ketidakstabilan lebih lanjut di Timur Tengah.

 Arab Saudi juga telah berulang kali memarahi Barat karena mengabaikan kebutuhan akan sebuah negara Palestina yang merdeka di dalam perbatasan tahun 1967. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved