Berita Bisnis Terkini

Dua Hal Ini yang Menyebabkan Deflasi di DIY

Deflasi bisa disebabkan oleh daya beli masyarakat melemah atau pasokan barang yang cukup.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Pixabay.com / Gerd Altmann
Ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengalami deflasi pada Juli 2024 yaitu 0,03 persen.

Sebelumnya, pada Januari 2024 DIY mengalami deflasi 0,09 persen.

Kemudian Mei 2024 mengalami deflasi 0,08 persen.

Deflasi kembali terjadi pada Juni 2024 sebesar 0,25 persen.

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Y Sri Susilo, deflasi bisa disebabkan oleh daya beli masyarakat melemah atau pasokan barang yang cukup.

“Kalau daya permintaan turun karena daya beli masyarakat, ada barang di pasar, masyarakat tidak beli. Akhirnya produsen menurunkan harga jual. Di sisi lain, penawaran berlebih, tetapi permintaan ajek, harga juga turun,” katanya, Jumat (02/08/2024).

Beberapa komoditas yang mendorong deflasi pada Juli 2024 adalah bawang merah, cabai merah, tomat, buncis, dan bawang putih.

Susilo menilai wajar jika harga komoditas tersebut turun karena musim panen.

“Karena pasokan berlimpah, daya serap pasar kan tertentu. Permintaan sayur mayur itu kan ajek. Misal karena harga cabai turun, kemudian meningkatkan konsumsi. Harga murah atau mahal, konsumsinya segitu,” sambungnya.

Meski ada kecenderungan deflasi karena pasokan tercukupi, namun pemerintah juga melihat dari sisi daya beli masyarakat.

Terlebih pada Juni ada momentum liburan sekolah, sementara pada Juli terdapat momentum tahun ajaran baru.

Untuk itu, deflasi yang terjadi berturut-turut sejak Mei 2024 perlu dikaji.

Jika ada indikasi penurunan daya beli masyarakat, maka pemerintah bisa memberikan intervensi yang tepat.

“Jangan-jangan daya beli masyarakat turun, karena uangnya sudah habis buat liburan atau bayar sekolah. Sehingga fenomena deflasi ini perlu dikaji, penyebabnya apa. Jika bulan depan masih deflasi, ini perlu dikaji,” imbuhnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved