Alasan MilkLife Soccer Chalenge Series Digelar di Yogyakarta yang Diikuti 41 Tim Pelajar

Sebanyak 41 tim yang terbagi 13 tim Kategori Usia (KU) 10 dan 28 tim KU 12 dari MI, maupun Sekolah Dasar (SD) di Stadion Tridadi Sleman.

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann ketika even MilkLife Soccer Chalenge Series yang digelar di Stadion Tridadi Sleman. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 41 tim yang terbagi 13 tim Kategori Usia (KU) 10 dan 28 tim KU 12 dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), maupun Sekolah Dasar (SD) di Stadion Tridadi Sleman, Sabtu-Minggu (27-28/7/2024).

Yogyakarta menjadi prioritas pembinaan sepak bola putri Bakti Olahraga Djarum Foundation. Karena itulah Yogyakarta menjadi tuan rumah ‘MilkLife Soccer Challenge Yogyakarta Series 1 2024'.

Even ini mempertandingkan kompetisi 7 vs 7. Selain itu, digelar pula berbagai uji ketangkasan bagi para siswi melalui Skill Challenge, yakni dribbling, passing & control, 1on1, shoot on target hingga penalty shoot.

MilkLife Soccer Chalenge Series yogya
Adu ketangkasan dribbling di MilkLife Soccer Chalenge Series di Stadion Tridadi Sleman.

Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann mengatakan, untuk menjaga mata rantai ekosistem sepak bola putri hal terpenting yang harus ditanamkan pada siswi, ialah kesenangan dalam mengolah ‘si kulit bundar’. 

Timo menambahkan, penguasaan teknik dasar menjadi bekal untuk menjalani latihan maupun bertanding kompetisi.

Ia pun meyakini, bahwa para siswi di DIY memiliki pemahaman yang baik terhadap teknik-teknik dasar yang sudah mereka pelajari dari guru maupun pelatih.

“Sehingga ketika mereka bermain di lapangan, baik itu kompetisi 7 vs 7 maupun skill challenge, mereka sudah mengaplikasikannya secara maksimal. Potensi peserta di kota ini cukup baik untuk terus dikembangkan dan dilatih secara konsisten,” imbuhnya.

Skill Challenge Pada Skill Challenge, para siswi dari KU 10 dan KU 12 ditantang untuk mengasah kemampuan mereka dalam menguasai bola melalui lima kategori ketangkasan, meliputi passing & control, dribbling, shoot on target, penalty shoot dan 1 on 1. 

“Lima challenge tersebut dirancang untuk melatih kemampuan teknik dasar maupun penguasaan bola atau ball mastery,” kata Timo.

Diketahui, pada uji ketangkasan 1 on 1, satu tim terdiri tiga orang yang akan bertanding satu lawan satu dalam waktu satu menit. Para siswi bertanding secara bergantian untuk mencetak gol di gawang lawan.

Hasil gol yang dicetak secara individu akan diakumulasikan secara tim untuk menentukan pemenangnya dengan total waktu tiga menit. Sementara passing & control, dimainkan oleh tiga siswi yang mengitari model lintasan segitiga sembari mengontrol dan mengoper bola ke rekan setimnya.

Penilaian dilakukan dengan mencatat waktu kumulatif selama lima putaran. Pada kategori ini, para siswi ditantang untuk memahami keadaan, melatih feeling, serta melatih penguasaan bola.

Sedangkan dribbling, masing-masing tim terdiri tiga orang. Setiap peserta harus memutari kerucut berpola segitiga secara zig-zag dalam waktu yang cepat.

“Dribbling merupakan teknik dasar yang penting dan menjadi kunci dalam bermain sepak bola, agar memiliki reaksi yang cepat dan penguasaan bola. Selanjutnya, shoot on target meningkatkan akurasi para siswi dalam mengarahkan tendangan,” jelasnya.

“Satu tim terdiri tiga siswi yang masing-masing memiliki tiga kesempatan untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dengan cara menendang bola menuju lubang target yang memiliki poin berbeda,” imbuh Timo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved