Pedagang di Jalan Ibu Ruswo Yogya Sebut Permintaan Seragam Tahun Ini Menurun Dibanding Tahun Lalu
Meski permintaan tinggi, namun ia merasa permintaan seragam relatif menurun dibanding tahun lalu.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meski terjadi peningkatan permintaan seragam sekolah, namun ada penurunan jika dibandingkan dengan tahun ajaran baru 2023/2024 lalu.
Seorang penjual seragam sekolah di Jalan Ibu Ruswo Kota Yogyakarta, Siti, mengatakan puncak permintaan seragam sekolah terjadi sejak Jumat (12/07/2024) lalu.
“Sabtu (13/07) dan Minggu (14/07) rame banget, tetapi terasa puncaknya sejak tiga hari lalu,” katanya, Senin (15/07/2024).
Ia menyebut permintaan paling banyak adalah seragam SD, SMP dan SMA untuk siswa baru.
Meski permintaan tinggi, namun ia merasa permintaan seragam relatif menurun dibanding tahun lalu.
“Tahun lalu pas puncak itu bisa sampai Rp50 juta, sekarang nggak sampai Rp50 juta,” terangnya.
Menurutnya, permintaan menurun karena harga seragam di marketplace lebih murah, selisih cukup jauh dengan seragam yang ia jual.
Hal serupa juga disampaikan oleh penjual seragam lainnya, Umi.
Ia menyebut ada penurunan permintaan sekitar 20-30 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Baca juga: Daya Tampung Siswa SMP Negeri di Bantul untuk PPDB 2024 Telah Terpenuhi
Ia menyebut harga seragam di marketplace sangat murah, namun tidak tahu kualitas bahannya.
“Kalau di online itu ada yang harganya cuma Rp80 ribu, udah dapat satu setel, termasuk topi sama dasi. Tetapi kan nggak tahu kualitasnya seperti apa. Kalau membeli secara langsung kan bisa dicoba dan tahu kualias bahannya,” terangnya.
Umi melanjutkan permintaan mulai meningkat sejak dua pekan lalu. Permintaan paling tinggi adalah setelah untuk SD, SMP dan SMA untuk siswa baru.
Sepekan ini, tokonya bisa menjual 200-300 setel per hari, baik itu seragam SD,SMP, maupun SMA.
Rata-rata konsumen membeli tiga setel seragam, termasuk seragam pramuka.
Selain seragam, permintaan atribut sekolah seperti topi, dasi, ikat pinggang dan kaus kaki juga meningkat.
“Biasanya beli komplit, seragam dan atribut sekolah. Jadi bisa langsung dipakai saat masuk sekolah,” lanjutnya.
Permintaan setelan Gagrak Ngayogyakarta juga meningkat.
Pasalnya, di DIY setiap Kamis Pon, siswa diminta untuk memakai Gagrak Ngayogyakarta. (*)
Kisah Perjuangan Seorang Ayah di Boyolali Agar Dapat Keringanan Uang Seragam Olahraga Anaknya |
![]() |
---|
Ratusan PKL di Lapangan Pemda Sleman Mulai Ditata |
![]() |
---|
UKDW Lahirkan Inovasi Kuda-kuda Lipat Rangka Tenda, Jawab Keluhan PKL soal Alat Jualan |
![]() |
---|
Puluhan SD di Gunungkidul Kekurangan Murid, Disdik Pastikan Kebijakan Regrouping Berlanjut |
![]() |
---|
Pedagang Bendera di Kulon Progo Tegaskan Tak Jual Bendera One Piece, Sempat Didatangi Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.