Berita Sleman Hari Ini
Bupati Sleman Pantau Posko Utama BPBD
Pemantauan ini sebagai tindak lanjut peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Merapi yang terus terjadi sejak Juni 2024.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bupati Sleman , Kustini Sri Purnomo memantau posko utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Sleman yang berada di Kapanewon Pakem, pada Kamis (11/7/2024).
Pemantauan ini sebagai tindak lanjut peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Merapi yang terus terjadi sejak Juni 2024.
Bupati ingin memastikan bagaimana kesiapsiagaan BPBD Sleman dalam menanggapi kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Merapi , baik dari logistik, peralatan, transportasi, maupun petugas sebagai upaya mitigasi dini dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi.
"Alhamdulillah sekarang sudah melandai, tetapi masyarakat diharapkan tetap waspada dalam beraktivitas terutama masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi ," kata Kustini.
Bupati berharap masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung di kawasan lereng gunung Merapi bisa mematuhi zona aktivitas yang aman.
Zona aman itu sesuai yang direkomendasikan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman , Makwan menyampaikan, aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini masih relatif cukup tinggi.
Hal itu ditandai dengan muntahan material vulkanik dan deformasi.
"Beberapa kali terjadi luncuran lava pijar dalam satu minggu terakhir dan cukup tinggi," jelas Makwan.
Menghadapi potensi bencana, Pemerintah Kabupaten Sleman saat ini telah memperpanjang status siaga darurat erupsi Gunung Merapi melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21/Kep.KDH/A/2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 10 Juli 2024 yang disampaikan BPPTKG, aktivitas vulkanik Gunungapi Merapi terpantau masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sisi selatan-barat daya, yaitu di Sungai Boyong sejauh 5 kilometer serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Sementara pada sisi tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Kendati demikian, kondisi dinilai masih aman dan masyarakat tetap dapat beraktivitas normal.
Tetapi diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.( Tribunjogja.com )
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.