KISAH Mahasiswa UNY Asal Papua Pegunungan Jadi Miss Persahabatan 2024

Mahasiswa UNY asal Provinsi Papua Pegunungan, Virjinia Martina Angela pernah meraih gelar Miss Indonesia 2024 kategori Miss Persahabatan

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Mahasiswa UNY asal Provinsi Papua Pegunungan, Virjinia Martina Angela meraih gelar Miss Indonesia 2024 kategori Miss Persahabatan yang digelar oleh salah satu televisi swasta di tanah air 

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) asal Provinsi Papua Pegunungan, Virjinia Martina Angela pernah meraih gelar Miss Indonesia 2024 kategori Miss Persahabatan yang digelar oleh salah satu televisi swasta di tanah air. Kategori Miss Persahabatan adalah kategori baru bersama dengan Miss Kulit Lembut setelah sebelumnya hanya ada Miss Favorit.

Mahasiswa UNY asal Provinsi Papua Pegunungan, Virjinia Martina Angela meraih gelar Miss Indonesia 2024 kategori Miss Persahabatan yang digelar oleh salah satu televisi swasta di tanah air
Mahasiswa UNY asal Provinsi Papua Pegunungan, Virjinia Martina Angela meraih gelar Miss Indonesia 2024 kategori Miss Persahabatan yang digelar oleh salah satu televisi swasta di tanah air (TRIBUNJOGJA/Istimewa)

ANAK ketiga pasangan Yohanes Paskalis, seorang buruh bangunan dan Theresia seorang guru SMP tersebut berkisah bahwa keikutsertaannya dalam Miss Indonesia berkat dorongan dari teman karena postur tubuh Virjinia tergolong tinggi.

“Saya belum punya pengalaman di bidang pageant, lalu mendaftar Miss Indonesia yang pada saat itu buka stand di Pendopo Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY” tutur Virjinia, baru-baru ini.

Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY itu beruntung mendapat Golden Ticket untuk lanjut audisi di salah satu hotel di kawasan Yogya Timur.

“Saya terkejut saat sebulan kemudian dikabari lolos audisi,” ujarnya.

Setelah lolos Virjinia dikirimi materi untuk aksi nyata kegiatan sosial sesuai dengan budayanya.

Gadis kelahiran 2005 itu bercerita saat karantina selama dua minggu di Jakarta mendapat banyak materi seperti kelas public speaking, kelas psikologi bersama sejumlah ahli, kelas Bahasa Inggris dan juga diajarkan bagaimana menggunakan attitude dalam berbicara dengan orang lain.

Pada saat lomba awalnya Virjinia merasa gugup, namun berkat keyakinan bahwa siapapun bisa menjadi apapun ia berhasil menghalau kegugupannya.

“Dengan segala kepercayaan diri saat karantina saya menunjukkan bahwa inilah diri saya dan tidak mencoba untuk menjadi orang lain,” kata Virjinia.

Hal inilah yang membuat warga Kabupaten Keerom Provinsi Papua Pegunungan tersebut menyabet Miss Persahabatan sebagai sosok yang ramah, supel dan pandai bergaul.

Virjinia menyisihkan 37 peserta pada final Miss Indonesia ini setelah sebelumnya menggeser 300 orang pada babak penyisihan. Namun perjuangan Virjinia selama karantina juga tidak mudah.

Selama karantina Virjinia diharuskan memakai high heels 12 cm selama 17 jam dan tidur hanya 3 jam selama dua minggu.

Virjinia penuh dengan kegiatan selama masa ini dan juga harus latihan catwalk serta melakukan kegiatan sosial seperti mengunjungi anak disabilitas.

Menurut alumni SMA Katolik Villanova Manokwari tersebut, keberhasilannya lolos sebagai finalis Miss Indonesia belum diketahui orang tuanya, begitu pula saat ikut audisi di FBSB UNY.

“Orang tua saya terkejut saat tahu anaknya lolos audisi Miss Indonesia,” kenang Virjinia sekaligus mengajak orang tuanya menghadiri audisi di Jakarta.

Sang ibu berusaha mendapatkan dana untuk pergi ke Jakarta karena tiket pesawat Jayapura-Jakarta cukup mahal.

Beruntung Bupati Keerom Piter Gusbager, S.Hut., M.U.P mendengar hal tersebut dan bersedia memberi dana sehingga orang tua Virjinia bisa terbang ke Jakarta melihat anaknya menjadi juara.

Virjinia berharap dengan terpilihnya menjadi Miss Indonesia kategori Miss Persahabatan dapat menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia khususnya di bagian timur.

“Buktikan bahwa kita dari timur juga mampu untuk maju dan bangkit. Kalau bukan kita yang membawa nama daerah dan provinsi maka siapa lagi yang akan merepresentasikan kedepannya,” tegasnya.

Sehingga perempuan dari Indonesia timur dapat memberikan aura positif pada banyak orang. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved