Viral Medsos

Apa Itu All Eyes on Rafah yang Ramai di Media Sosial?

Apa itu All Eyes on Rafah yang ramai diperbincangkan di media sosial? Ini maknanya

X
All Eyes on Rafah 

TRIBUNJOGJA.COM - Genosida yang dilakukan Israel masih berlanjut hingga Selasa (28/5/2024). Banyak orang meninggal dunia, apalagi di Rafah yang kini sedang dibombardir Israel.

Padahal, Mahkamah Internasional telah memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan mereka di Rafah, tapi tidak digubris.

“Israel harus segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan lain apa pun di Rafah, yang dapat berdampak pada kondisi kehidupan kelompok Palestina di Gaza yang dapat menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau sebagian," kata Mahkamah Internasional.

Kampanye di media sosial pun sering dilakukan agar dunia semakin menekan Israel untuk setop menghancurkan Palestina.

Salah satu yang ramai di media sosial adalah kampanye All Eyes on Rafah. Apa itu All Eyes on Rafah?

Baca juga: Tiga Serangan Israel Tak Pedulikan Nyawa Manusia di Gaza dan Rafah

Secara harafiah, All Eyes on Rafah bermakna semua mata tertuju pada Rafah. Unggahan tersebut merupakan bentuk kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap warga yang berada di Rafah.

Usai serangan bertubi-tubi di jalur Gaza, Rafah menjadi tempat pengungsian warga Palestina dari serangan Israel.

Namun, Israel justru menyerang Rafah dengan mengirimkan sekitar delapan rudal ke kamp yang ada di Rafah.

Kurang lebih 45 orang tewas akibat serangan yang terjadi pada Minggu (26/5/2024) waktu setempat.

Itu sebabnya, kampanye bertajuk All Eyes on Rafah semakin masif dan menjadi seruan perdamaian.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, Senin (27/5/2024), mengecam serangan yang membunuh puluhan warga sipil tak berdosa yang mencari perlindungan dari konflik mematikan ini.

”Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kengerian ini harus dihentikan,” tulis Guterres dalam unggahannya di media sosial.

Pejabat PBB lainnya juga menyerukan digelar penyelidikan menyeluruh atas insiden ini.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengaku ngeri dengan kabar serangan Israel yang menewaskan puluhan pengungsi, termasuk anak-anak kecil.

”Saya mengecam keras hal ini,” tegasnya.

Para menteri luar negeri Uni Eropa juga akan mengadakan pertemuan dengan Israel untuk mencari penjelasan.

Rumah sakit di Rafah kehabisan bahan bakar. Foto yang diambil pada 6 Mei 2024 menunjukkan asap mengepul menyusul pengeboman di timur Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell pada tanggal 6 Mei mengutuk perintah Israel agar warga Palestina yang tinggal di Rafah timur meninggalkan kota Gaza menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi.
Rumah sakit di Rafah kehabisan bahan bakar. Foto yang diambil pada 6 Mei 2024 menunjukkan asap mengepul menyusul pengeboman di timur Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell pada tanggal 6 Mei mengutuk perintah Israel agar warga Palestina yang tinggal di Rafah timur meninggalkan kota Gaza menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi. (AFP)

Pemerintah AS juga menyatakan, Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

”Seperti yang telah kami jelaskan, Israel harus melakukan segala tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil,” kata seorang juru bicara dari Dewan Keamanan Nasional AS.

Presiden Perancis Emmanuel Macron juga menulis di X bahwa operasi militer Israel harus dihentikan karena tidak ada wilayah yang aman di Rafah bagi warga sipil Palestina.

”Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera,” ujarnya.

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan berjanji akan melakukan segala yang mungkin untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang barbar dan para pembunuh warga sipil.

Kementerian Luar Negeri Mesir juga menyesalkan peristiwa tragis tersebut dan mengecam penargetan warga sipil yang tidak berdaya dan kebijakan sistematis yang bertujuan memperluas cakupan kematian dan kehancuran di Jalur Gaza agar tidak dapat dihuni.

Baca juga: Yordania dan Israel Tegang Gara-gara Zionis Makin Brutal di Rafah

Sebelumnya, sudah banyak kampanye-kampanye lain yang ditujukan untuk membela Palestina.

Ada emoji atau simbol semangka yang kerap digunakan masyarakat sebagai bentuk perlawanan dan identitas rakyat Palestina.

Sejumlah orang juga menggunakan slogan pro Palestina yang berbunyi 'From the river to the sea, Palestine will be free'.

Kalimat tersebut memiliki harapan besar bahwa Palestina akan terbebas dari Israel.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved