Berita Pendidikan Hari Ini

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Rayakan Proses Pembelajaran Siswa

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta menggelar proses pembelajaran siswa yang diselenggarakan di sekolah, Rabu (22/5/2024).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ardhike Indah
Perayaan pembelajaran yang diikuti 258 siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta di sekolah, Rabu (22/5/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - SMA Pangudi Luhur Yogyakarta menggelar proses pembelajaran siswa yang diselenggarakan di sekolah, Rabu (22/5/2024).

Pimpinan Produksi, Ignatius Galang Ananta, S.Pd, menjelaskan, SMA Pangudi Luhur adalah institusi pendidikan yang menerapkan kurikulum merdeka.

Salah satu dari kegiatan dari kurikulum tersebut adalah P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

“Di SMA PL ini, kami menyebutnya perayaan proses pembelajaran siswa atau learning celebration. Ini adalah puncak dari serangkaian kegiatan pembelajaran dan kreativitas peserta didik kami,” ujar Galang kepada Tribunjogja.com di sela-sela kegiatan, Rabu (22/5/2024).

Dia mengatakan, perayaan pembelajaran itu tidak hanya berkutat pada hasil dari karya, tapi juga bagaimana pendampingan perubahan hingga cara berpikir.

Salah satu karya yang ditampilkan berbentuk teater yang dimainkan di sekolah.

“Teater ini gongnya, karena ini adalah ekstrakurikuler yang baru. Ini memainkan isu yang sensitif di kalangan anak muda, seperti self-injury hingga perundungan,” tuturnya.

Perayaan pembelajaran itu, dikatakan dia, melibatkan seluruh kelas.

Di SMA Pangudi Luhur , ada sembilan kelas, terdiri dari lima kelas XI dan empat kelas X.

“Untuk yang di kelas XI, kami adakan juga kegiatan bertema suara demokrasi. Jadi, proyek akhirnya adaah pembuatan film yang dinilai berdasarkan sharing atau likes dan rating,” jelasnya.

Dari giat itu, dijelaskan Galang, para siswa bisa melihat dinamika di dunia nyata terkait proses yang adil maupun tidak adil.

Sementara, untuk siswa kelas X, mereka diminta untuk menciptakan marketplace, dimana mereka bisa menjual produk-produk yang bisa mereka jual.

“Ini adalah bekal sekolah, seumpama mereka ingin kuliah sambil bekerja, maka sudah ada bekalnya sejak SMA,” terang Galang.

Galang menambahkan, proses pendampingan para siswa mencapai satu bulan. Setiap minggu dalam bulan itu, siswa diajak untuk berkunjung ke industri maupun mengikuti kelas dengan Dosen Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved