PSS Sleman Resmi Terlepas dari Sanksi Registration Ban FIFA, Ini Penjelasan Gusti Randa

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - PSS Sleman resmi menuntaskan sanksi registration ban yang diberikan oleh FIFA.

Hal ini diketahui dari surat yang diterima manajemen Laskar Sembada.

Dalam surat bernomor FDD-18153 dan FPSD-12803, PSS Sleman telah resmi membayarkan jumlah uang yang harus dibayar kepada pihak terkait.

Hal ini telah sesuai dengan keputusan yang disahkan juga oleh FIFA.

"PSS telah menyelesaikan apa yang menjadi akar permasalah tentang larangan transfer tersebut. Kami telah membayar apa yang memang harus diselesaikan dan oleh karena itu proses mengenai larangan transfer telah ditutup," ujar Presiden Direktur PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Gusti Randa, Selasa (21/5/2024) malam.

Baca juga: PSS Sleman Gelar Syukuran Hari Jadi ke-48 Tahun, Gusti Randa Ungkap Hal Ini

Gusti menyebutkan, sanksi FIFA yang diterima menjelang akhir musim Liga 1 2023/2024 ini juga menjadi pembelajaran bagi Super Elang Jawa ke depannya untuk menjadi lebih baik.

"Sedari awal sebenarnya kami yakin bahwa persoalan tersebut dapat diatasi. Ini terjadi karena perbedaan persepsi saja," ucapnya.

Dia menerangkan, PSS Sleman sejatinya bukanlah tim yang kesulitan dalam hal keuangan, hal ini terbukti dari tak adanya tunggalan gaji pemain dan pelatih.

"Perlu dicatat bahwa mengenai gaji, PSS Sleman adalah salah satu klub yang tidak pernah menunda atau gagal membayar gaji pemain ataupun pelatih," tegasnya.

"Saat itu juga pihak yang bersangkutan sudah lebih dulu menyatakan berhenti. Namun apapun itu yang paling penting semuanya sudah selesai. Sekarang yang penting bagaimana PSS menatap ke depan," tambahnya.

Dengan larangan transfer yang telah dicabut, PSS Sleman bisa segera fokus untuk berburu dan mendatangkan pemain di musim 2024/25.

"Setelah larangan transfer dicabut, kami segera bisa secara pasti mendatangkan dan berburu pemain dengan maksimal untuk musim depan. Semoga penggawa PSS yang dihadirkan bisa memberikan semangat baru serta membawa Super Elang Jawa terbang lebih tinggi," pungkasnya. (*)