Kisah Pilu Gadis 22 Tahun Asal Indramayu, Rela Putus Sekolah dan Kerja Bangunan demi Hidupi Adiknya
Dari pekerjaan sebagai tukang bangunan ini, Sopyah bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, INDRAMAYU - Biasanya buruh bangunan banyak berasal dari kalangan pria.
Sebab, selain cekatan, tenaga yang dimiliki oleh pria lebih kuat dibandingkan perempuan.
Namun hal itu tak berlaku bagi Sopyah Supriatin (22), warga Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa barat.
Perempuan yang sudah putus sekolah sejak beberapa tahun lalu itu rela melakoni pekerjaan sebagai buruh bangunan untuk bisa menghidupi dirinya sendiri dan adiknya, Samsul Ramadan (15).
Sopyah pun mengubah penampilannya mirip seorang pria.
Mulai dari potongan rambut hingga cara berpakaiannya.
Semua itu dilakukannya supaya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai seorang tukang bangunan.
Dari pekerjaan sebagai tukang bangunan ini, Sopyah bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Saat ini Sopyah hanya tinggal berdua sama adiknya di sebuah rumah yang dibangun di tanah pemerintah.
Ibunya sudah meninggal beberapa waktu yang lalu.
Sementara ayahnya merantau ke Kalimantan.
Sopyah mengaku tinggal berdua bersama adik lelakinya sejak setahun terakhir.
Sejak itu pula dirinya harus bekerja membanting tulang demi sesuap nasi bagi dirinya dan adiknya.
“Tinggal berdua di sini sudah satu tahun,” ujar Sopyah dikutip dari Tribunnews, Selasa (21/5/2024).
Penghasilan sebagai buruh bangunan tak bisa diandalkan.
Sebab, pekerjaan itu tidak selalu ada setiap hari.
Beruntung, banyak tetangganya yang baik hati karena memberi makanan kepada dirinya dan adiknya.
Sopyah rela menekuni pekerjaan sebagai buruh bangunan karena dirinya tak ingin membebani siapapun.
Selama fisiknya masih mampu untuk bekerja, Sopyah bertekad untuk bekerja meski pekerjaan yang dilakoni itu berat.
“Kalau sekarang suka ikut-ikut kerja bangunan,” ujar dia.
Ia mengaku tak masalah ikut kerja kasar meski dirinya adalah seorang perempuan.
Dari mulai mengangkut dan mengaduk semen sudah menjadi makanan sehari-harinya saat bekerja jadi buruh bangunan.
Dari pekerjaannya tersebut, ia diupah maksimal Rp 120.000 sehari.
Namun pekerjaan itu tak datang setiap hari.
Konsekuensinya, Sopyah pun tak mendapatkan penghasilan sehingga dapurnya tidak bisa mengebul.
Alhasil, Sopyah dan adiknya seringkali tak makan setiap hari.
Baca juga: 10 Arti Mimpi Berdoa Menurut Primbon Jawa, Apa Ini Akan Jadi Pertanda Baik?
Bahkan beberapa hari ini Sopyah menganggur karena tak ada panggilan kerja.
“Ini juga lagi enggak kerja-kerja,” ujar dia.
“Kadang pernah dua hari enggak makan, kadang pernah tiga hari,” beber dia.
Kisahnya terdengar hingga ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu.
Disdikbud dan Pemerintah Kecamatan Indramayu sudah mengunjungi Sopyah sambil membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul.
Dalam pertemuan itu, pemerintah berjanji memfasilitasi keduanya untuk melanjutkan sekolah.
Sopyah yang putus sekolah saat SMP dahulu difasilitasi untuk ikut kejar paket dan diberikan modal usaha.
Sementara adiknya, Samsul yang putus sekolah setahun lalu saat kenaikan kelas 8 di SMPN 4 Sindang kini sudah bisa kembali sekolah.
Samsul pindah dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan.
“Alhamdulillah saya bersama teman-teman Disdikbud bersama juga Pak Camat sudah mengunjungi kediaman Sopyah bersama Samsul,” ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin, Kamis (16/5/2024).
Ngojek Jadi Penolong
Pemerintah setempat pun berjanji untuk memberikan modal usaha untuk Sopyah.
Sambil menunggu bantuan datang, ia menyambi jadi tukang ojek.
“Lumayan nganter-nganter jadi ojek,” ujar dia.
Sopyah berharap ada yang bisa ia kerjakan untuk mendapatkan sesuap nasi.
“Kalau bangunan sekarang lagi sepi, jadi apa saja pak yang dikerjakan,” ujar dia.
Ia mempunyai mimpi untuk berwirausaha agar bisa menyambung hidup bersama adiknya.
Jika Sopyah mendapatkan modal usaha, ia ingin membuka tempat cuci motor. Alasannya sederhana, untuk bisa mendapat pemasukan setiap harinya. (*)
Satu Keluarga di Indramayu Dibunuh 2 Orang, Pelaku Sempat Kabur ke Jateng, Tapi Akhirnya Pulang |
![]() |
---|
Kang Dedi Mulyadi Sebut Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu Sudah Ditangkap |
![]() |
---|
Cerita Pilu dari Bandung Ibu Muda Ditemukan Tewas Bersama Dua Anaknya |
![]() |
---|
Polisi Datangkan Alat Khusus Pemindai Sidik Jari untuk Ungkap Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu |
![]() |
---|
Kronologi Penemuan 5 Jenazah Satu Keluarga di Indramayu yang Dikuburkan di Bawah Pohon Nangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.