Wonderful Riau Island

5 Spot Wisata Budaya di Bintan Kepri, Selami Tradisi Lokal yang Masih Lestari

Pulau Bintan, sebuah permata tersembunyi di Kepulauan Riau, tidak hanya memikat pengunjung dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan

Google Maps
Gerbang Kuil Lau Ya Keng 

TRIBUNJOGJA.COM - Pulau Bintan, sebuah permata tersembunyi di Kepulauan Riau, tidak hanya memikat pengunjung dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan warisan budaya yang kaya dan mendalam.

Di tengah gemerlap pantai pasir putih dan hutan hijau yang memikat, tersimpanlah jejak-jejak sejarah dan kekayaan budaya yang membentuk identitas pulau ini.

Dari situs-situs bersejarah hingga tradisi-tradisi lokal yang masih lestari, Pulau Bintan menawarkan pengalaman wisata budaya yang memukau, mengajak setiap pengunjung untuk merenung dan menyelami keberagaman warisan budaya yang luar biasa.

Mari kita jelajahi keindahan yang tak hanya terpancar dari alamnya, tetapi juga dari kekayaan budayanya yang mempesona di Pulau Bintan.

1. Desa Senggarang

Desa Senggarang
Desa Senggarang (Google Maps)

Satu lagi kampung yang menjadi destinasi wisata budaya di Pulau Bintan adalah Desa Senggarang, sebuah pemukiman nelayan dengan kombinasi rumah panggung tradisional, kuil kuno, dan kehangatan penduduk lokal.

Desa Senggarang, yang terletak di Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang itu menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung yang ingin meresapi keindahan dan keunikannya.

Itu menjadi pintu masuk ke masa lalu yang memiliki sejarah kaya nan melimpah.

Desa ini dipercaya sebagai tempat pemukiman pertama bagi para imigran etnis Tionghoa ke Bintan tepatnya pada abad ke-18.

Mengambil latar budaya Tionghoa di Kepulauan Riau, pengunjung dapat mengunjungi dua landmark terkenal di Senggarang, yaitu kompleks kuil Lau Ya Keng dan struktur menakjubkan dari kuil Banyan Tree yang berusia 200 tahun.

Di desa yang tenang ini, semua orang tampak saling mengenal, penduduknya pun sangat ramah kepada pengunjung.

Anda dapat menjelajahi lorong-lorong (gang) rumah yang khas atau menikmati jajanan-jalanan lokal seperti kerupuk, atau udang goreng yang renyah.

Sambil menyusuri kampung, perhatikanlah ciri khas lokal seperti cermin yang ditempatkan di atas pintu rumah.

Masyarakat Tionghoa setempat percaya bahwa ini dapat memantulkan energi negatif dan roh jahat.

2. Grotto Santa Maria

Grotto Santa Maria
Grotto Santa Maria (Google Maps)

Grotto Santa Maria atau biasa dikenal juga dengan istilah Gua Maria adalah sebuah situs religius umat Katolik yang dikunjungi oleh para peziarah dari seluruh penjuru Indonesia.

Itu juga sangat dikenal terutama di antara paroki lokal khususnya saat akhir pekan.

Lokasinya terletak di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri.

Jalan masuk ke situs ini diawali dengan Jalan Salib, sebuah jalur jalan kaki melewati hutan di mana terdapat diorama kisah penyaliban Yesus Kristus.

Jalan Salib itu sendiri sangat menarik, namun di ujungnya ternyata masih ada sebuah kapel yang unik.

Gerejanya agak kecil, tapi sangat rapih dan terawat. Susasana tenang dan damai.

Bangunan luarnya dicat warna pink dan putih serta terdapat pula beberapa patung tokoh religius di jendela dan beberapa salib di atap menaranya. Sangat cantik dan menarik untuk dikunjungi.

Jarak Grotto Santa Maria hanya 20 menit perjalanan darat dari Pantai Pasir Putih dan Pantai Trikora.

Kawasan Trikora ini jelas menjadi saksi sejarah akan masa lalu Pulau Bintan sebagai tempat pemukiman migran pertama dengan komunitas kecil umat Katolik di sekitar kawasan Trikora sejak tahun 1960-an.

3. Vihara Ksitigarbha Bodhisattva

FAKTA-FAKTA Wihara Ksitigarbha Bodhisattva, Wihara Patung Seribu di Tanjungpinang Kepri
FAKTA-FAKTA Wihara Ksitigarbha Bodhisattva, Wihara Patung Seribu di Tanjungpinang Kepri (TRIBUNBATAM.ID)

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, atau lebih dikenal dengan Vihara Patung 1.000 Wajah, terletak di Tanjung Pinang Timur, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Memasuki kompleks bangunan, pengunjung akan disambut oleh sebuah patung Buddha setinggi kurang lebih lima meter.

Meski namanya dikenal sebagai Vihara Patung 1.000 Wajah, sebenarnya jumlah patung di tempat ini tidak sampai 1.000 buah.

Namun, jumlahnya mencapai ratusan dan ekspresi patung tersebut tidak ada yang serupa satu sama lainnya.

Patung di tempat ini merupakan sumbangan dari jemaat, jadi di setiap bagian patung ada sebuah ukiran nama dari penyumbangnya.

Jam buka Vihara Ksitigarbha Bodhisattva dimulai pukul 08.00 WIB sampai 17.45 WIB. 

4. Kampung Panglong

Kampung Panglong
Kampung Panglong (Google Maps)

Kampung Panglong adalah sebuah kampung wisata yang berada di Kabupaten Bintan.

Kampung ini memiliki dapur arang yang unik, menjadi tempat tinggal bagi suku laut yang dikenal ahli dalam bertahan di lautan, menangkap ikan, serta mampu bertahan hidup di ganasnya samudra.

Artinya, mayorita penduduk di pemukiman itu bermata pencaharian sebagai nelayan.

Salah satu sumber daya perikanan yang harus di kelola adalah cara nelayan mengambil tangkapan sumberdaya perikanan yang sudah hampir punah salah satunya adalah penyu hijau.

Dulunya, sekitar tahun 1920, Kampung Panglong ini merupakan produsen arang terbesar di Pulau Bintan.

Dihentikan total karena kebijakan pelestarian pohon bakau.

Namun, bangunan dapur arang tersebut masih tetap berdiri hingga sekarang dan mempertahankan sejarah dan pesonanya yang unik.

Secara geografis, Kampung Panglong ini terletak di Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk menuju ke kampung ini, wisatawan setidaknya harus menempuh jarak kurang lebih 50 kilometer dari Tanjung Pinang yang bisa dicapai dengan perjalanan sekitar 1 jam.

Lokasi kampung ini juga cukup dekat dari Pelabuhan Tanjung Berakit, hanya sekitar 200 meter saja.

5. Masjid Sultan Riau

Masjid Sultan Riau di Kota Tanjungpinang, di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
Masjid Sultan Riau di Kota Tanjungpinang, di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. (dok. Humas Pemprov Kepri)

Berdiri megah dalam nuansa kerajaan Melayu, Masjid Sultan Riau bakal mempesona mata Anda sejak pandangan pertama ketika Anda tiba di Pulau Penyengat, Kabupaten Bintan.

Mesjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1803 seiring dengan dibukanya Pulau Penyengat sebagai mas Kawin dan kemudian tempat kediaman Raja Hamidah Engku Putri.

Pada masa it, masjid ini diperkirakan terbuat dari kayu. Hingga pada tahun 1832, Raja Abdurrahman yang pada masa itu menjabat sebagai Yang Dipertuan Muda ketujuh Kerajaan Riau-Lingga melakukan renovasi dengan cara bergotong royong dengan semua lapisan masyarakat di Pulau Penyengat kala itu.

Keunikan mesjid ini adalah konon digunakannya putih telur sebagai campuran bahan bangunan untuk membuat mesjid.

Arsitektur mesjid ini juga unik dan sarat dengan simbol – simbol ajaran agama Islam.

Pada tangga mesjid, terdapat 13 buah anak tangga yang menggambarkan 13 rukun shalat, terdapat 5 buah pintu yang melambangkan rukun Islam dan masih banyak lagi.

Perjalanan ke Masjid Raya Sultan Riau bukan hanya sebuah kunjungan wisata, melainkan perjalanan spiritual dan budaya.

Dengan keindahan arsitektur dengan penggunaan bahan bangunan yang unik, dan nilai-nilai keagamaan yang diwujudkan dalam jumlah kubah dan menara, masjid ini melambangkan kekayaan dan keindahan warisan Melayu di Pulau Bintan.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti mengatakan, pihaknya akan melakukan promosi pariwisata di Pulau Bintan secara masif agar wisatawan mancanegara, dan lokal datang ke Kabupaten Bintan untuk berwisata.


Promosi dilakukan secara digital melalui media sosial dan media massa harus dipromosikan.

Salah satunya melalui Youtube, TikTok, IG, Facabook serta website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan.

"Jadi mulai kami di Dispar Kepri dan Bintan akan membuat konten-konten pariwisata yang akan kita promosikan," tuturnya dikutip Tribunjogja.com dari Tribunbatam.id beberapa waktu lalu.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved