Berita Video

Peringati Momentum Nuzulul Quran, Gus Hilmy Ajak Masyarakat Perbarui Paradigma

Peringatan Nuzulul Quran menjadi momentum untuk mengajak masyarakat memperbarui komitmen pada Alquran sebagai pedoman umat Islam.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Anggota DPD RI Dr H Hilmy Muhammad MA, saat acara peringatan Nuzulul Quran di Masjid Muslimat, Krapyak Kulon, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Rabu (27/3/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Alquran diperingati setiap tahun pada bulan Ramadan. Peringatan ini menjadi momentum untuk mengajak masyarakat memperbarui komitmen pada Alquran sebagai pedoman umat Islam.

“Alquran dari 1400 tahun yang lalu hingga hari ini, masih tetap sama, terjaga keotentikannya. Menjadi mukjizat yang istimewa. Jika mukjizat lain akan hilang bersama rasul pemiliknya, Alquran tetap terjaga bersama umat hingga hari ini. Maka yang perlu diperbarui, adalah paradigma kita dalam memperlakukan Alquran,” kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr H Hilmy Muhammad MA, saat acara peringatan Nuzulul Quran di Masjid Muslimat, Krapyak Kulon, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Rabu (27/3/2024).

Gus Hilmy menyebutkan, paradigma yang pertama adalah cara pemaknaan yang disesuaikan dengan konteks peradaban manusia. Dengan cara demikian, katanya, Alquran akan mampu menjawab persoalan masyarakat hari ini, sekaligus mensucikan jiwa-jiwa para pengikut dan pembacanya.

Hal itu, menurut Hilmy, yang membuktikan bahwa Alquran tak hanya kalamullah atau kitabullah, tetapi juga kitabul insan (kitab manusia). Artinya, kitab yang dimaksudkan sebagai pedoman manusia dalam kehidupan sehari-hari.

“Alquran itu suci, yang memegangnya harus bersuci, maka Alquran bisa mensucikan jiwa manusia,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta tersebut.

Selanjutnya, memperkuat paradigma terhadap Alquran, Gus Hilmy mengajak masyarakat untuk memperbarui komitmennya terhadap Alquran. Sebab, kondisi zaman sekarang membuka celah lebar manusia jauh dari kita suci agamanya.

“Alquran jangan hanya diperingati setiap tahun. Konsekuensi dari peringatan itu adalah kita harus berkomitmen untuk tak lagi berjauhan, apalagi sampai meninggalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Kalau tak tahu, ya bertanya. Kalau tak tahu kok diam saja, kita akan jadi semakin jauh dari Alquran,” jelas Senator asal DI Yogyakarta tersebut.

Padahal, lanjut Gus Hilmy, Alquran menyediakan jawaban atas berbagai persoalan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, menjauhi Alquran sama artinya menjauhi jawaban atas persoalan hidup, dan mendekati Alquran adalah cara untuk selamat.

Peringatan Nuzulul Quran secara nasional, menurut anggota MUI Pusat tersebut, hanya terjadi di Indonesia. Kalau ada negara lain, hanya Malaysia dan Brunei Darussalam, tetapi gebyarnya tak sama di Indonesia.

“Di Arab tidak ada, paling di negara tetangga, Malaysia dan Brunei. Mengenai peringatannya tepat pada tanggal 17 Ramadan, ini merupakan ijtihad dari Presiden IR Soekarno, yang tanggalnya disesuaikan dengan hari kemerdekaan kita, 17 Agustus.” terang Gus Hilmy. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved