Serie A

Jose Mourinho Blak-blakan tentang Roma dan Pemecatannya

Jose Mourinho mengkritik Roma karena memaksanya menjadi lebih dari sekadar pelatih

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Alberto PIZZOLI / AFP
Pelatih AS Roma Jose Mourinho buka suara soal aturan Financial Fair Play (FFP) UEFA setelah AS Roma dihukum. 

“Musim ini saya tidak akan bermain di Final, namun saya berharap tahun depan menjadi satu-satunya yang mencapai tiga Final dalam empat tahun.”

Penggemar Roma mengagumi Mourinho sepanjang masa jabatannya, namun ia berulang kali mengeluh bahwa tidak ada sosok yang membela apa yang ia anggap sebagai perlakuan tidak adil dari media dan pihak berwenang.

Komentarnya juga terasa seperti mengecam mantan direktur olahraga Roma, Tiago Pinto.

“Mereka merasa saya memberikan segalanya. Karena kepribadian saya, pada akhirnya saya akan selalu menjadi lebih dari sekedar pelatih.

“Di beberapa struktur klub, Anda harus menjadi pelatih, lalu direktur teknik, lalu direktur komunikasi, lalu citra yang membela klub, para pemain, dan itu adalah sesuatu yang disadari orang-orang.

“Tetapi pada saat yang sama, itu adalah sesuatu yang tidak disukai oleh seorang pelatih. Yang saya inginkan adalah menjadi pelatih.

“Skenario yang ideal adalah ketika klub memiliki struktur yang memungkinkan pelatih untuk menjadi pelatih, di lapangan, di tempat latihan, di ruang ganti, di pinggir lapangan.

“Saya adalah pelatih di Inter Milan, saya adalah pelatih di Real Madrid, saya adalah pelatih pada periode pertama saya di Chelsea. Saya adalah pelatih di Porto. Di beberapa klub lain, saya bukan pelatihnya.

“Itu sangat sulit bagi seorang pelatih. Namun di setiap klub sepak bola tempat saya bekerja, mereka melihat saya mengenakan seragam ini dan saya berjuang untuk mereka.”

Mourinho mengatakan dia menolak proposal besar-besaran agar dia bisa tetap berpegang pada komitmennya di Roma.

“Saya telah membuka pintu dua kali dengan Portugal, silakan datang dan tempat itu menjadi milik Anda.

“Suatu saat ketika saya berada di Real Madrid dan tujuannya adalah menjadi pelatih Portugal dengan peran paruh waktu.

“Saya menyadari ketika Presiden Florentino Perez mengatakan hal itu tidak mungkin, itulah akhir dari segalanya.

“Kedua kalinya, apakah saya menyesal tidak mengambilnya, karena saya dipecat beberapa bulan kemudian di Roma? Aku tidak menyesal. Karena alasan saya tidak terima, saya senang dengan alasannya. Jadi saya tidak menyesal.

“Jika Anda memberi tahu saya sebelum Piala Dunia, Euro, Copa America, Piala Afrika untuk melatih tim nasional, saya menjawab ya. Tapi dua tahun menunggu, saya tidak yakin saya akan menikmatinya.”

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved