Ramadan 2024
Mutiara Ramadan: Totalitas Kepasrahan
Dari isi doa yang diajarkan, terbayang sebuah peristiwa masyhur ketika Nabi Musa bersama kaum bani Israil diusir dan dikejar oleh raja Fir’aun
Dr Suyanto SAg MSI
Guru MAN 1 Yogyakarta
BAB kitab Nashaihul Ibad karangan Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi atau yang lebih dikenal Muhammad Nawawi al-Bantani, disebutkan nasehat penting terkait doa.
Kitab Nashaihul ‘Ibad adalah syarah (penjelasan) terhadap kitab al-Munabbihat ‘ala al-isti’dadi li yaumil mi’ad (pengingat untuk mempersiapkan akherat) karya Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Asqalani atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Hajar al-Asqalani.
Kitab tersebut tidak terlalu tebal, tetapi padat makna. Jika ditelusuri dan ditelaah secara tekun, akan banyak sekali nasehat yang dapat diambil.
Disebutkan sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, Rasul bertanya kepada para sahabat dengan maksud hendak menyampaikan pelajaran:
Maukah kalian aku ajarkan doa yang dibaca Nabi Musa ketika di tepi laut bersama bani Israil (dalam kejaran Firaun dan pasukanny)? Sahabat menjawab :”tentu ya Rasulallah” Rasul mengajarkan: “Allahumma lakal hamdu, wa ilaikal musytaka, wa Antal Musta’an, la haula wala quwwata illa billah”
“Ya Allah segala puji bagiMu, kepadaMu tempat mengadu, Engkau tempat mohon pertolongan, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah”
Dari isi doa yang diajarkan, terbayang sebuah peristiwa masyhur ketika Nabi Musa bersama kaum bani Israil diusir dan dikejar oleh raja Fir’aun dan pasukannya hendak dibunuh.
Sampai ke tepi laut merah, tidak ada jalan lagi untuk melarikan diri. Ke depan lautan, mundur pasukan.
Dalam situasi itu, ketika sudah dalam posisi seolah tidak ada solusi, ternyata Nabi Musa tidak meminta apa-apa kepada Allah, kecuali pasrah totalitas terhadap Allah sebagai Dzat Yang Maha Penolong.
Mari kita resapi kalimat per kalimat dari doa di atas “Ya Allah segala puji bagiMU…Engkaulah tempat mengadu…Engkau tempat mohon pertolongan, la haula wa la quwwata illa billah….”.
Terasa makna penyandaran totalitas Nabi Musa kepada Allah. Dari kepasrahan total itu, kita tahu kisah berikutnya, Nabi Musa diperintahkan untuk memukulkan tongkatnya ke laut, dan terbelahlah lautan sehingga Nabi Musa dan pasukannya bisa melintas, dan dari situ justru menjadi puncak kehancuran musuh dan kemenangan Nabi Musa, meski Nabi Musa sebenarnya tidak bermaksud mengalahkan, tetapi hanya menyadarkan Firaun dan menyelamatkan umatnya.
Dua hal yang bisa kita ambil dari doa dan peristiwa di atas. Pertama, doa adalah sebuah kepasrahan total.
Orang Jawa mengatakan “donga sing paling apik sing ora nyangking kekarepan (doa terbaik adalah yang tidak disertai dengan keinginan (yang kadang terbalut nafsu)”.
Kedua, respon terhadap perintah Allah tidak perlu disikapi secara kritis, dipertanyakan, seperti halnya Nabi Musa yang tidak bertanya-tanya, untuk apa tongkat dipukulkan ke laut.
Karena Allah seringkali memberikan kejutan setelah perintah itu dilaksanakan sepenuh hati, sebagaimana kejutan yang diberikan kepada Nabi Musa setelah melaksanakan perintah memukulkan tongkat ke laut. Wallahu A’lam. (*)
17 Contoh Balasan Ucapan Idul Fitri Bahasa Jawa Halus, Biar Gak Cuma Jawab : Sama-sama |
![]() |
---|
40 Ucapan Mohon Maaf Lahir Batin Idul Fitri untuk Orang Tua Karena Anda Masih di Perantauan |
![]() |
---|
3 Bacaan Takbir Populer untuk Malam Takbiran Idul Fitri 1445 |
![]() |
---|
JADWAL Buka Puasa di Jogja Hari Ini 9 April 2024, Kota Jogja Sleman 17:42, Kulon Progo 17:43 WIB |
![]() |
---|
JADWAL Buka Puasa di Jawa Tengah Hari Ini Selasa 9 April 2024, Magelang 17:43, Wonosobo 17:48 WIB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.