Puisi Mustafa Ismail

Puisi Lebaran 1 Mustafa Ismail: Takbir itu mengingatkanku pada lilin lilin aneka warna di sepanjang

Puisi Lebaran 1 Mustafa Ismail: Takbir itu mengingatkanku pada lilin lilin aneka warna di sepanjang

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 menjukkan kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta. 

Puisi Lebaran 1 Mustafa Ismail

(elegi kampung halaman)


Takbir itu mengingatkanku pada lilin-lilin aneka warna

di sepanjang pagar halaman rumah

berbaris seperti membentangkan sejarah panjang

lalu iring-iringan orang lewat, sebuah karnaval,

mengkumandangkan bait-bait kemenangan

Ibu bersiap di dalam: tepung beras, daun pisang muda,

juga kukusan. Di dapur, tungku menyala

besok lebaran, besok lebaran. Adik selalu girang

memandang timphan-timphan yang sudah matang

tadi siang, kami sudah pula menikmati daging makmeugang

Malam bergulir seperti perlahan, banyak orang

menanti-nanti dan mata seperti tak hendak terpejam

sudah ada sejumlah rencana: Batee Iliek, Krueng Kumala,

atau ke Sigli: mencatat keramaian demi keramaian

sekali setahun, setelah itu kembali ke arloji nan sibuk

Tak ada yang bernama kerikil, apalagi tetesan darah

yang membuat kami cemas pergi jauh dan ingin cepat-cepat

pulang. Tak ada suara letusan, tak ada orang menangis

karena sang ayah tak pulang, juga tak ada kematian tanpa kubur

Tuhan selalu datang hati-hati: Maha Besar

Tapi takbir kini membikinku makin jauh

dari lilin-lilin aneka warna di pagar halaman. Juga dari rumah

yang ditinggal pergi, setelah langit menjadi gelap dan

orang-orang menangisi nasib

menanti hujan yang pernah lagi turun

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved