Kuliner

Cerita Rasimin 17 Tahun Jualan Kue Lekker di Kota Yogya

Saat ini kue leker susah - susah gampang untuk ditemukan. Jika biasanya para pedagang kue leker berkeliling, berbeda dengan Rasimin

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
Ananda Putri Oktaviani MG
Rasimin sedang membuat Kue Leker untuk pembeli, Selasa (6/2/2024) di Jalan Atmosukarto, Kotabaru, Kota Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM , YOGYAKARTA - Kue Leker tentunya sudah tak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat. Kue leker ini merupakan jajanan legendaris pada era 80 - 90 tahun an. 

Asal mula Kue Leker ini berasal dari kebiasaan orang Belanda ketika makan pancake yang mengucapkan kata lekker yang artinya enak. 

Saat ini Kue Leker susah - susah gampang untuk ditemukan. Jika biasanya para pedagang kue leker berkeliling, berbeda dengan Rasimin ia memilih untuk berjualan dengan menetap di tempat.

Rasimin sudah berjualan sekitar 17 tahun lamanya, awalnya ia berjualan di sekolah - sekolah kemudian barulah ia memilih untuk berjualan secara menetap di dekat Stadion Kridosono tepatnya di Jalan Atmosukarto.

“Saya sudah 17 tahun jualannya tapi gak di sini, kalau di sini baru sekitar 3 tahunan, dulu di sekolah - sekolah”, kata Rasimin penjual Kue Leker saat ditemui di lapaknya Selasa (6/2/2024). 

Ia mengaku lebih memilih berjualan secara menetap daripada keliling - keliling di sekolah karena hasilnya lebih banyak.

Selain berjualan di Jalan Atmosukarto, pada hari Sabtu dan Minggu ia pindah berjualan di depan Gereja Kotabaru.

“Setiap hari Senin sampai Jumat di sini tapi kalau Sabtu dan Minggu pindah di depan Gereja Kotabaru, kalau Minggu itu dari pagi sampai malam di sana.” ucapnya.

Rasimin berjualan hanya dengan menggunakan gerobak sederhana berwarna Kuning dengan tulisan “KUE LEKER” di depan gerobaknya.

Dalam sehari ia bisa menghabiskan 1 Kg adonan atau sekitar 120 pieces Kue Leker.

“Sehari bisa 1 Kg adonan itu jadinya sekitar 120 an tapi hasilnya gak tentu kan harga - harganya beda itu,"ungkapnya.

Harga dari Kue Leker yang dijajakan oleh Rasimin ini dibanderol cukup murah, mulai dari Rp 2500 hingga Rp 6000 tergantung dengan isian toppingnya. (*)

(MG Ananda Putri Oktaviani).

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved