Berita Pendidikan Hari Ini

PGRI DIY dan Stipram Yogyakarta Dukung Implementasi Pendidikan Khas Kejogjaan

Pendidikan Khas Kejogjaan bukan merupakan sebuah mata pelajaran baru melainkan pendidikan yang terintegrasi dengan mata pelajaran terkait.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Hanif Suryo
Kepala PGRI DIY, Kadarmanta Baskara Aji, hadir dalam acara seminar pendidikan yang digelar di STIPRAM Yogyakarta, Jumat (19/1/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta berkomitmen mendukung Pendidikan Khas Kejogjaan yang akan diimplementasikan di seluruh jenjang pendidikan di DIY, mulai 2024.

Sekadar informasi, pendidikan Khas Kejogjaan ini merupakan inisiasi Dewan Pendidikan DIY bersama Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga (Disdikpora) DIY.

Pendidikan Khas Kejogjaan bukan merupakan sebuah mata pelajaran baru melainkan pendidikan yang terintegrasi dengan mata pelajaran terkait.

Secara umum, konsep-konsep yang tertuang dalam Pendidikan Khas Kejogjaan merupakan bagian dari implementasi orasi ilmiah yang disampaikan Gubernur DIY pada tahun 2019 lalu, ketika menerima anugerah kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr. Hc.) bidang Manajemen Pendidikan Karater Berbasis Budaya dari UNY.

Penerapan Pendidikan Khas Kejogjaan ini akan diimplementasikan di seluruh jenjang pendidikan di DIY, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.

Terintegrasi dengan mata pelajaran terkait, sebagai tahap awal, Pendidikan Khas Kejogjaan ini akan diintegrasikan dengan mata pelajaran bahasa Jawa dan seni budaya untuk mewujudkan jalmo kang utomo (manusia yang utama).

Mewujudkan manusia yang pintar, cerdas, menguasai iptek namun juga tetap memiliki sopan santun.

"Kita PGRI bersama-sama dengan STIPRAM ingin mengajak teman-teman di dinas pendidikan dan para guru untuk berkolaborasi agar visi dan misi pendidikan DIY bisa tercapai di tahun 2025. Kita melihat peluang kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita, baik akademik maupun non akademik," ujar terang Kepala PGRI DIY, Kadarmanta Baskara Aji, dalam acara seminar pendidikan yang digelar di STIPRAM Yogyakarta, Jumat (19/1/2024), yang turut menghadirkan narasumber dari dinas pendidikan, para guru, dan akademisi.

Lebih lanjut mantan Sekda DIY ini menjelaskan, saat ini DIY masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina dalam hal literasi sains, literasi matematika, dan literasi bahasa.

Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk memperbaiki kondisi tersebut.

"Salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan mengembangkan pendidikan khas kejogjaan, yang mencakup nilai-nilai budaya, tata krama, toleransi, dan kreativitas," ujar Aji.

"Pendidikan khas kejogjaan ini harus disatukan dalam rangka pembelajaran secara keseluruhan, sehingga tidak terpisah-pisah. Harapannya, ini akan mendorong supaya yang selama ini kita dibatasi oleh akademik, nanti kita bisa unggul di bidang non akademiknya," imbuhnya.

PGRI DIY telah melakukan beberapa program untuk mendukung visi pendidikan terkemuka di Asia Tenggara, di antaranya adalah pelatihan guru, bantuan sarana dan prasarana, pengembangan kurikulum, dan penelitian.

Program-program ini telah dilaksanakan di puluhan sekolah di DIY.

"Kami berharap, dengan program-program ini, kita bisa membantu pemerintah daerah untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kami juga mengapresiasi kerjasama yang baik antara PGRI DIY, STIPRAM, dinas pendidikan, dan para guru. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved