Niat dan Doa Umrah

Hal-hal yang Dilakukan saat Thawaf dan Kekeliruan yang Sering Terjadi

Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Berikut ini hal-hal dilakukan saat Thawaf dan kekeliruan yang sering terjadi saat Thawaf.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Pixabay
Thawaf 

TRIBUNJOGJA.COM - Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam keadaan yang suci dari hadas. Saat thawaf, Ka’bah selalu berada di sisi sebelah kiri.

Titik awal dan akhir thawaf adalah sejajar dengan Hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusap Hajar Aswad, jamaah dapat melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad sebagai isyarat telah melewati Hajar Aswad.

Apa saja hal-hal dilakukan saat melakukan thawaf? Berikut ini Tribunjogja.com rangkum dari Panduan Praktis Manasik Umroh Dewangga.

Hal-hal yang Dilakukan saat Thawaf

1. Berniat melakukan thawaf yang dimulai dari posisi kita sejajar dengan Hajar Aswad. Jika jamaah tidak dapat mencium Hajar Aswad, atau menjamahnya dengan tangan lalu mencium tangannya, atau menyentuh Hajar Aswad dengan tongkat, jamaah haji atau umrah dapat melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad sebagai isyarat telah melewati Hajar Aswad. Hal ini dilakukan setiap kali putaran tawaf. 

2. Setiap melewati Hajar Aswad, jamaah membaca:

بِسْمِ االلهِ وَااللهُ أَكْبَرُ

Bismillahi wallahu akbar

3. Bagi jamaah laki-laki yang melakukan thawaf umrah, disunahkan untuk berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama. Setelahnya, jamaah dapat berjalan biasa pada putaran keempat hingga ketujuh. Hal ini berdasarkan pada HR. Bukhari yang berbunyi:

“Dari Salim dari saudaranya r.a. (diriwayatkan), ia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tatkala sampai di Mekah, beliau mengusap Hajar Aswad ketika pertama kali tawaf, yang pertama beliau berlari-lari kecil tiga kali di antara tujuh putaran.” (HR. Bukhari).

4. Jika sampai di Rukun Yamani, jamaah disunahkan untuk mengusapnya pada setiap putaran thawaf. Akan tetapi, jamaah tidak dianjurkan untuk menciumnya. Apabila kondisinya tidak memungkinkan untuk mengusap Rukun Yamani, tidak disunahkan untuk memberi isyarat dengan tangan kanan dan tidak dianjurkan pula mengucapkan takbir.

5. Ketika berada di antara Rukun Yamani dan sudut Hajar Aswad, jamaah membaca:

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa aatina fiddunya hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannaar

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

6. Setelah selesai melakukan tujuh putaran, maka thawaf selesai dilakukan.

7. Setelah selesai melaksanakan thawaf, jamaah menuju ke Maqam Ibrahim dengan kain ihram menutup kedua pundak dan membaca:

 وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ

Wattakhidzuu min maqaami ibroohiima musholla

Artinya: "Dan jadikanlah bagian dari Maqam Ibrahim itu sebagai tempat salat." (HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma)

8. Salat sunah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Akan tetapi, jika di belakang Maqam Ibrahim penuh, jamaah dapat melaksanakan salat di area Masjidil Haram manapun.

Pada rakaat pertama, jamaah membaca surah Al-Fatihah dan dilanjut dengan surah Al-Kafirun. Pada rakaat kedua, jamaah membaca surah Al-Fatihah dan dilanjut dengan surah Al-Ikhlas.

9. Setelah melakukan semua rangkaian thawaf, disunahkan untuk meminum air zam-zam.

10. Menuju ke bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i. Hal ini didasarkan pada HR. Al-Bukhari:

“Dari Ibnu Umar (diriwayatkan) ia berkata, Nabi saw tiba di Mekah kemudian tawaf lalu salat dua rakaat kemudian melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah kemudian membaca “sungguh bagimu pada diri Rasulullah contoh yang baik.” (HR. Al Bukhari).

Perlu diketahui bahwa tidak ada doa-doa dan zikir khusus yang wajib untuk dibaca saat melakukan thawaf. Jamaah dapat membaca doa dan zikir sesuai keinginan masing-masing.

Ketika jamaah ragu terhadap jumlah putaran yang sudah dilakukan, maka yang dijadikan pedoman jumlah putaran adalah angka terkecil yang diyakini.

Dalam melakukan thawaf, terdapat beberapa kekeliruan yang sering terjadi. Berikut ini Tribunjogja.com rangkum dari Panduan Praktis Manasik Umroh Dewangga.

Kekeliruan yang Sering Terjadi saat Thawaf

1. Memulai thawaf dari sebelum Hajar Aswad dan Rukun Yamani.

2. Hanya mengelilingi empat sisi Ka’bah tanpa mengitari Hijir Ismail. Ketika jamaah melakukan ini, maka thawaf menjadi tidak sah karena jamaah hanya mengelilingi sebagian Ka’bah dan tidak seluruhnya. Hal ini disebabkan karena Hijir Ismail merupakan bagian dari Ka’bah.

3. Berjalan cepat di setiap putaran. Hal ini menyelisihi sunah karena yang disunahkan adalah berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama saja.

4. Berdesak-desakan demi mencium Hajar Aswad. Hal ini dapat menyakiti jamaah yang lain.

5. Meyakini Hajar Aswad dapat memberikan manfaat. Perihal ini tidak ada dalilnya dan bahkan termasuk dalam perbuatan syirik.

6. Meraba seluruh tembok Ka’bah. Tidak ada dalil untuk melakukan hal tersebut.

7. Thawaf rombongan dipimpin oleh seseorang yang membaca doa dengan keras dan diikuti oleh rombongannya. Hal ini dapat menganggu kekhusyukan jamaah lain yang sedang melakukan thawaf.

Demikian penjelasan mengenai hal-hal dilakukan saat melakukan thawaf serta kekeliruan yang sering terjadi saat thawaf. Semoga artikel ini bermanfaat!

(MG Meisya Primajesta Ismujati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved