Inflasi DIY Desember 2023 Masih Terkendali Meski Wisatawan Membludak Saat Nataru
Pada Desember 2023 DIY mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm), sementara inflasi tahun 2023 secara keseluruhan tahun berada pada level 3,17% (yoy).
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Secara tahunan, DIY mencatatkan inflasi yang terkendali, masuk dalam range 3±1 persen, meskipun secara bulanan masih mencatatkan inflasi.
Menurut rilis BPS, pada Desember 2023 DIY mengalami inflasi sebesar 0,35 % (mtm), sementara inflasi tahun 2023 secara keseluruhan tahun berada pada level 3,17 % (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Ibrahim, mengatakan terkendalinya inflasi tahun 2023 ini menunjukkan keberhasilan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY.
Pihaknya juga mengapresiasi peran aktif seluruh pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam pengendalian inflasi selama tahun 2023.
"Untuk mengantisipasi risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia bersama TPID DIY akan terus memperkuat sinergi melalui berbagai program kerja untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif, termasuk di dalamnya melalui penguatan roadmap TPID DIY tahun 2024 serta meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," katanya, Rabu (03/01/2023).
Ia melanjutkan inflasi Desember 2023 didorong oleh peningkatan konsumsi karena melonjaknya wisatawan pada Natal dan Tahun Baru.
Sehingga pemicu inflasi utama masih berasal dari kelompok pangan yakni cabai merah, bawang merah, tomat dan cabai rawit.
Hasil produksi di beberapa daerah sentra penghasil cabai seperti Gunungkidul dan Sleman juga disalurkan ke daerah lain sehingga pasokan yang ada di DIY cenderung terbatas ditengah tingginya permintaan.
"Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas bawang merah yang mengalami keterbatasan pasokan akibat belum mulainya musim tanam di sentra Kulon Progo dan Bantul, sehingga memicu peningkatan harga," lanjutnya
"Beberapa pasar di DIY mendatangkan stok bawang merah dari luar daerah, sehinga harganya relatif tinggi. Sementara, faktor global turut mendorong kenaikan inflasi melalui peningkatan harga komoditas emas perhiasan," imbuhnya.
Laju inflasi pada Desember 2023 tertahan oleh komoditas daging ayam ras dan daging sapi.
Penurunan harga daging ayam ras dan daging sapi ini terjadi karena pasokan yang masih terjaga.
Sementara komoditas lain yang turut menghambat laju inflasi adalah bensin. Penurunan harga minyak dunia yang direspon pemerintah dengan kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex) yang berlaku sejak November 2023 berhasil menghambat laju inflasi.
Sedangkan deflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga disebabkan oleh penurunan harga LPG. (*)
inflasi
Bank Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS)
berita ekonomi dan bisnis
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
3 Kabupaten Penghasil Pepaya Terbanyak di DIY, Ranking 1 Kulon Progo |
![]() |
---|
Ekonomi DIY Pada Triwulan II 2025 Tumbuh 5,49 Persen |
![]() |
---|
Angka Kemiskinan Yogya Ditarget Turun Jadi 5,8 Persen di 2025, Fokus 'Babat' 4 Kemantren Prioritas |
![]() |
---|
BI Implementasikan QRIS TAP Sektor Transportasi di DIY dan QRIS Jelajah Indonesia |
![]() |
---|
10 Provinsi Penghasil Sukun Terbanyak di Indonesia, Yogyakarta Peringkat 6 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.