Retorasi HONDA C70 Alias Pitung, Seger Seolah Baru Keluar dari Pabrik

Satu motor bebek yang hingga kini banyak diminati para pecinta motor tua adalah Honda C70.

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
Foto Dok Pri
Bagus Yudhistira merestorasi Honda C70 miliknya tampak seperti baru layaknya baru keluar dari pabrik. 

Meski modifikasi motor-motor besar sedang naik daun dengan berbagai gaya seperti bobber, chopper hingga cafe racer, di luar sana juga masih banyak ditemukan pecinta motor bebek tua. Satu motor bebek yang hingga kini banyak diminati para pecinta motor tua adalah Honda C70.

Restorasi motor honda C70
Restorasi motor honda C70 (dok pri)

HONDA C70 merupakan motor legendaris yang sempat banyak berlalu-lalang di jalanan di masa jayanya.

Dijuluki ‘pitung’ yang berasal dari bahasa jawa ‘pitung puluh’ yang berarti tujuh puluh.

Karena motor tua, banyak pecinta motor melakukan restorasi agar tetap nyaman dikendarai.

Restorasi dilakukan untuk mengembalikan atau meningkatkan performa termasuk bentuk asli motor tersebut.

Seperti halnya yang dilakukan Bagus Yudhistira (34) yang merestorasi Honda C70 miliknya tampak seperti baru layaknya baru keluar dari pabrik.

Pria yang akrab disapa Icho ini memilih Honda Pitung karena bentuknya yang retro, dan menurutnya motor ini keren dan lucu.

Selain itu, Pitung terbilang motor kecil sehingga siapapun bisa mudah mengendarainya.

“Waktu kuliah dulu saya juga pernah memiliki namun dijual karna kebutuhan.

“Saat ini setelah bekerja muncul keinginan untuk memiliki motor pitung yang lebih bagus dan keren sekaligus bernostalgia dengan motor pitung tersebut,” ujarnya.

Saat pertama membeli, motor tersebut berwarna merah dengan beberapa bagian yang sudah keropos dan harus diganti.

Misalnya plat jok motor, sayap/dek motor yang sudah sobek, lampu riting yang tidak menyala dan kondisi mesin yang sudah kurang nyaman dipakai.

Dengan kondisi tersebut, ia pun berusaha melakukan restorasi.

“Ada beberapa sparepart yg diganti seperti plat jok motor, lampu riting, reflektor lampu, spion, swing arm belakang, shock belakang, velg dan ruji motor.

“Selain itu body sepeda motor dicat dengan warna baru hijau yang sudah disesuaikan juga dengan surat suratnya serta chrome di bagian tromol, dan juga holder motor,” urainya.

Dalam prosesnya, tak selalu berjalan mulus, ada kalanya pemilik motor mengalami kendala.

Dalam hal ini Icho terkendala mencari bahan yang cocok untuk dipasang di motornya.

Icho menjelaskan, ia merasa kesulitan dalam mencari swing arm, dan beberapa part lainnya.

“Swing arm belakang, karena rata-rata sudah keropos dan susah mendapat arm original khususnya arm shock pendek untuk Honda C70 MK3, selain itu yg paling susah dicari adalah sayap atau dek motor original yang mungkin saat ini dijual cukup mahal, bisa sampai Rp 5 juta untuk kondisi barunya,” bebernya.

Selain tampilan, beberapa perubahan lain yang dilakukannya adalah meningkatkan performa mesin.

Motor ini semula memiliki tiga percepatan.

Namun karena motornya sering digunakan harian dan membutuhkan tenaga lebih untuk melibas berbagai jenis kondisi jalan, termasuk tanjakan, maka ia pun melakukan upgrade di mesin.

“Saya memutuskan untuk meng-upgrade mesin menjadi 4 transmisi supaya lebih nyaman dipakai dan lebih kuat tentunya,” imbuhnya.

Motor yang semula berkapasitas 70CC kini berubah menjadi 100CC dengan mesin supra fit.

Meski saat ini tampilan motornya terlihat baru, pada dasarnya ini adalah motor tua yang butuh perawatan ekstra agar terus awet.

“Jangan terlambat cuci motor setelah hujan, service dan ganti oli secara teratur.

“Bila tidak dipakai sebaiknya kran bensin ditutup. Digosok dan dilap setiap hari, pokoknya disayang seperti anak sendiri,” pungkasnya. (Tribunjogja.com/nto)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved