Berita Gunungkidul Hari Ini

Dusun Wota-Wati Gunungkidul Bakal Dikembangkan Jadi Desa Wisata

Dusun Wota-Wati Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, bakal dikembangkan menjadi desa wisata.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Dok Humas Pemkab Gunungkidul
Proses penandatangan pengembangan Dusun Wota-Wati menjadi Desa Wisata, Selasa (19/12/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dusun Wota-Wati Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, bakal dikembangkan menjadi desa wisata.

Desa ini dilirik oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan akan dikembangkan menggunakan dana bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais).

Direktur Jendral Perimbangan Keuangan, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfifman mengatakan, Dusun Wota-Wati memiliki potensi yang unik.

Baca juga: Libur Nataru 2023-2024, Pelaku Industri Pariwisata di DI Yogyakarta Diingatkan Tak Nuthuk Harga

Sebab, dusun ini berada di atas bantaran bekas Bengawan Solo Purba. 

"Sehingga, dusun ini dipercayai memiliki durasi peradaban," tuturnya saat kunjungan langsung ke Dusun Wota-Wati, Selasa (19/12/2023).

kata Luky, pihaknya datang untuk melihat kesiapan pembangunan wilayah Padukuhan Wota-Wati yang akan dikembangkan sebagai desa wisata

"Saya lihat masterplan sudah ada yang dibuat Dinas Pariwisata Provinsi. Keunikan dan keunggulan desa ini harus dimanfaatkan karena ini tidak dimiliki oleh desa lain," ujarnya.

Dia berharap, pengembangan desa wisata ini bisa segera direalisasikan. Dan, membantu perekominan warga sekitar. 

"Maka dari itu, saya berharap masyarakat mulai merubah mindset atau pola pikir mampu menjadi pelayan wisatawan yang berkunjung ke Wota-Wati," terangnya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, pembangunan Desa Wisata Wota Wati diharapkan mampu mendongkrak ekonomi di Kalurahan Pucung.

Menurut Bupati, keseimbangan ekonomi belum sepenuhnya merata tumbuh ditengah masyarakat. 

"Mulai dipetakan potensi, pengelolaan UMKM, ini nantinya yang akan memberikan dampak positif terhadap aktifitas ekonomi di Wota Wati," paparnya.

Bupati juga meminta masyarakat memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyambut desa wisata. Nantinya tidak hanya warga lokal yang akan berkunjung tetapi wisatawan domestik dan luar negeri.

"Jangan sampai SDM tidak siap justru malah dikuasai masyarakat luar," papar bupati.

Lurah Pucung Estu Dwiyono mengatakan, Dusun Wota Wati terdapat empat RT, dan dihuni oleh 80 Kepala Keluarga.

Mata pencaharian penduduk 90 persen adalah petani. Sehingga dibutuhkan pendampingan ekstra terhadap masyarakat.

"Potensi kami miliki sangat lengkap, ada kebudayaan, pertanian, kerajinan, dan kuliner," katanya.

Selain berada di lembah Bengawan Solo Purba, matahari di Wota-Wati seperti terlambat terbit karena baru bisa terlihat sekitar pukul 09.00 WIB.

Tetapi justru terbenam lebih cepat yakni sekitar pukul 16.30 WIB. 

"Inilah yang melahirkan sensasi bagi wisatawan. Keunikan ini tidak ada di wilayah lain," terangnya.

Selain berkunjung ke Wota Wati Direktur Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfifman juga serah terima simbolis hasil dana keistimewaan Tahun 2023.
 
Diantaranya menyerahkan bus sekolah Si Bona yang dikelola Dinas Perhubungan, Bus pelayanan publik Lajang Cakap yang dikelola Dinas Perpusatakan, Ambulance yang dikelola Tagana, Perbaikan balai dusun dan perbaikan rumah tidak layak huni. (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved