HOAX! Vaksin DBD Berbahaya karena Dapat Menimbulkan Antibody Dependent Enhancement
ADE merupakan reaksi atas pemberian antibodi yang membuatnya menjadi tidak efektif dan malah memperkuat infeksi.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa vaksin demam berdarah dengue berbahaya karena menimbulkan Antibody Dependent Enhancement (ADE).
Dalam unggahan tersebut, pemilik akun menuliskan narasi sebagai berikut :
!! Peringatan keras !! Kemenkes mulai menyasar anak2 dengan vaksin DBD. Ini sangat berbahaya, 1-2 tahun setelah vaksinasi, efek ADE mulai muncul, yang membuat infeksi DBD menjadi sangat berbahaya dan mematikan.
Terkait hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa konten tersebut adalah tidak benar atau hoax.
Adapun vaksin dengue merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD).
Sementara ADE merupakan reaksi atas pemberian antibodi yang membuatnya menjadi tidak efektif dan malah memperkuat infeksi.
Lebih lanjut dijelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan izin edar untuk vaksin demam berdarah dengue Dengvaxia dan Qdenga.
Baca juga: HOAX! Nyamuk Wolbachia Dikendalikan sebagai Senjata Pembunuh Manusia
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memberikan izin edar vaksin demam berdarah dengue, Dengvaxia dan Qdenga.
Khusus untuk Dengvaxia hanya boleh diberikan untuk anak usia 9-16 yang sudah pernah terinfeksi virus dengue.
Hingga kini pihak BPOM belum menemukan efek samping vaksin Dengvaxia yang telah digunakan.
Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi atau diselewengkan.
Kominfo pun turut mengimbau agar masyarakat selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel.(*)
Waspada DBD Meningkat di Gunungkidul, hingga Juni Tercatat 330 Kasus |
![]() |
---|
Ratusan Warga di Sleman Terjangkit DBD Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
Hingga Pertengahan Mei 2025, Angka Demam Berdarah di Bantul Tembus 372 Kasus |
![]() |
---|
Yogyakarta Luncurkan Program Bebas DBD, Terjunkan Jumantik Jangkau 50 Ribu Warga |
![]() |
---|
Kasus DBD di Gunungkidul Menurun Signifikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.