Pelajar Terseret Ombak di Parangtritis

Korban Laka Laut di Pantai Parangtritis Belum Ditemukan, Upaya Pencarian Semakin Diperluas

Proses pencarian korban pelajar asal Surakarta yang hilang terbawa arus balik air laut di Pantai Parangtritis masih terus berlangsung.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi Satlinmas Wilayah Operasi III Parangtritis
Potret pantauan udara di tempat kejadian perkara seorang pelajar Surakarta yang hilang terbawa arus di Pantai Parangtritis, Kamis (7/11/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Proses pencarian korban pelajar asal Surakarta yang hilang terbawa arus balik air laut di Pantai Parangtritis masih terus berlangsung.

"Perkembangan kasus itu masih nihil," kata Koordinator Satlinmas Wilayah Operasi III Parangtritis, M Arif Nugraha kepada Tribunjogja.com , Minggu (10/12/2023).

Padahal, pelajar berinisial MFA (14) itu, hilang terseret arus ombak balik pada Kamis (7/12/2023) pagi. Kemudian, sebelumnya juga sudah dilakukan pencarian oleh SAR gabungan.

Namun, hingga saat ini, Inug sapaan akrabnya mengatakan masih belum menemukan titik terang terhadap remaja laki-laki tersebut.

Maka dari itu, operasi pencarian korban MFA masih terus dilakukkan dengan berbagai cara. Satu di antaranya dengan perluasan wilayah pencarian.

Baca juga: Seorang Pelajar Surakarta yang Hilang di Pantai Parangtritis Masih Belum Ditemukan

"Proses pencarian semakin diperluas," tutur Inug.

Sementara itu, Bupati Bantul , Abdul Halim Muslih, telah melakukan tinjuan ke lokasi posko SAR Gabungan di Pantai Parangtritis pada Sabtu (9/12/2023).

Dalam kunjungannya itu, Halim memberikan imbauan kepada seluruh wisatawan yang datang ke Pantai Selatan Kabupaten Bantul untuk tidak bermain-main di air laut.

"Ini (Pantai Parangtritis) bukan sembarang pantai. Jangan anda membayangkan seperti pantai di daerah-daerah lain," jelasnya.

Disampaikannya, beberapa kali, sudah menunjukkan bahwa ada fenomena yang membahayakan korban di sejumlah Pantai Selatan.

Satu di antaranya di Pantai Parangtritis.

"Hindari, berenang atau main-main (air) terlalu ke selatan, itu harus dihindari. Mutlak harus dihindari. Karena kami ingin zero deadly accident itu tercapai," pungkas orang nomor satu di Bumi Projotamansari.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved