Cerita Siska Bawa Selempang Wisuda Mendaki Gunung Marapi, Rencana Wisuda Itu Kini Tinggal Kenangan
Tepat 11 hari sebelum wisuda, Siska yang sudah menyiapkan perlengkapan wisudanya itu dipanggil sang khalik.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, PADANG - Rencana Siska Afrina (22) untuk menjalani wisuda sebagai sarjana di Universitas Negeri Padang (UNP) yang akan digelar pada Minggu (17/12/2023) mendatang tinggalah sebuah rencana.
Tepat 11 hari sebelum wisuda, Siska yang sudah menyiapkan perlengkapan wisudanya itu dipanggil sang khalik.
Ya, Siska menjadi korban keganasan erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023) siang lalu.
Jenazah Siska berhasil dievakuasi Tim SAR gabungan pada Rabu (6/12/2023).
Siska ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu sore di sekitar kawah, tepatnya di dekat kawasan Taman Adelwise.
Saat menemukan jenazah Siska, petugas juga menemukan selempang yang akan digunakan oleh Siska untuk mengikuti kegiatan wisuda yang akan digelar pekan depan.
Dikutip dari Tribunnews.com, salah satu rekan sekaligus adik tingkat Siska, Genta Dwi Suka mengatakan korban merupakan mahasiswi angkatan 2019 di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
"Siska ini merupakan senior saya di kampus yang sudah menyelesaikan ujian dan sudah menuntaskan persyaratan untuk wisuda," kata Genta.
Menurut Genta, Siska sudah menyiapkan seluruh perlengkapan wisudanya.
Toga untuk keperluan wisuda sudah disimpannya di dalam kamar kos.
Sementara selempang wisuda dibawa korban saat mendaki Gunung Merapi.
"Toga untuk wisuda sudah ada dan ditinggalkan di kosannya sedangkan salempang wisudanya dibawa naik pada saat mendaki," kata Genta.
Kini, Siska benar-benar tak akan pernah mengikuti prosesi wisuda yang menandakan mahasiswi asal Muaro Labuah, Kabupaten Solok Selatan telah menyelesaikan studinya.
Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Alumni UNP, Refnaldi mengungkapkan Siska merupakan mahasiswa UNP merupakan mahasiswa UNP yang menjadi salah satu korban erupsi Gunung Marapi.
"Ini yang terakhir bernama Siska Afrina. Merupakan mahasiswa yang kita tunggu-tunggu dari tadi malam sampai hari ini," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Alumni UNP, Refnaldi.
Refnaldi mengatakan, Siska Afrina berangkat naik ke Gunung Marapi bukan dalam rangka kegiatan resmi dari kampus.
Meninggalnya Siska menyisakan duka bagi rekan-rekannya. Salah satunya adalah Annisa.
Annisa tak behenti menangis saat jenazah Siska tiba di RS Ahmad Mochtar hingga dibawa pulang ke Solok Selatan.
Perempuan muda tersebut mengaku mengenal baik Siska karena bersama selama 3 tahun di SMA dan mereka masih bersaudara.
Baca juga: Dua Anggota Sabhara Polda Sumbar jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Satu Meninggal Dunia
Saat jenazah Siska akan digotong ke ambulans, Annisa lagi-lagi menangis dan mengusap air mata.
"Elok-elok (hati-hati) pulang, Ka. Sampai-sampai pulang, yo (ya)?," ucapnya lirih.
Sementara itu ayah Sika, Maswardi nampak berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Bola matanya berkaca-kaca saat menunggu jenazah sang putri bungsunya selesai diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar.
Ia keluar dari ruangan instalasi forensik dan medikolegal dengan rona wajah hampir sama dengan sebelumnya, namun sesekali tatapannya tampak kosong.
"Bersih, bersih," kata Maswardi menjawab pertanyaan-pertanyaan kerabatnya tentang kondisi tubuh jenazah Siska.
Meskipun didera kesedihan, Maswardi tetap bersyukur kondisi tubuh jenazah putri bungsunya yang tetap utuh.
"Alhamdulillah, meskipun yang terakhir ditemukan, tapi kondisinya mungkin yang paling baik," ujar dia.
Bagi Maswardi, putri bungsunya ialah sosok yang luar biasa dan tak bisa menggambarkan begitu cinta dan kebanggaannya pada Siska.
Ia menyebut Siska memang seorang pencinta alam dan bukan kali ini saja putrinya mendaki gunung.
Sebelumnya, Gunung Kerinci juga pernah didaki oleh anaknya.
Siska akan dimakamkan di kampung halamannya di Muaro Labuah, Kabupaten Solok Selatan.
Sementara itu Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengumumkan secara resmi bahwa operasi SAR gabungan rencananya akan ditutup.
Hal ini disampaikan secara langsung oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (6/12/2023).
Disebutkan jumlah pendaki yang ditemukan hingga Kamis (7/12/2023) tercatat sebanyak 75 orang, yang terdiri dari korban selamat sebanyak 52 orang dan 23 orang meninggal dunia. (*)
| 695 Mahasiswa Unjaya Diwisuda, Rektor: Berdampak, Bukan Sekadar Menapak |
|
|---|
| Hadiri Wisuda STIA AAN Jogja, Wamen Dikdasmen Soroti Ancaman AI di Sektor Administrator Publik |
|
|---|
| Cetak Sejarah, Universitas Siber Muhammadiyah Gelar Wisuda Perdana di Kota Yogyakarta |
|
|---|
| Terbantu Laptop Pinjaman Teman, Adam Raih Cumlaude, Jadi Lulusan Terbaik Wisuda XXVIII STIKes YKY |
|
|---|
| Tips Fotografi Wisuda: 7 Ide Foto Wisuda Unik, Seru, dan Antimainstream |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.