Keracunan Massal di Guwosari
Wakil Bupati Bantul Jelaskan Kronologi Kejadian Keracunan Massal di Guwosari Bantul
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, menjelaskan terkait kronologi kejadian keracunan massal di wilayah tempat tinggalnya yakni di Padukuhan Pringgading
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, menjelaskan terkait kronologi kejadian keracunan massal di wilayah tempat tinggalnya yakni di Padukuhan Pringgading, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul.
"Ada kejadian yang tidak terduga, pada Selasa (7/11/2023) malam atau malam Rabu. Sebenarnya, setiap malam Rabu itu kan, warga Padukuhan Pringgading melaksanakan doa bersama. Namanya kegiatan Malam Rabunan," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (10/11/2023).
Kemudian, tepat pada Selasa (7/11/2023) malam, pelaksanaan Malam Rabunan itu bertempat di salah satu warga berinisial S.
Dari pihak keluarga tersebut memberikan suguhan makanan tahu guling jawa.
Baca juga: Kasus Luapan Limbah Cair di Tugu Yogya, Satpol PP Periksa 3 Pelaku Usaha
Makanan itu pun dinikmati oleh para warga yang mengikuti pelaksanaan kegiatan Malam Rabunan.
Kemudian, ada makanan tahu guling jawa yang dibagikan kepada para tetangga warga S.
Keesokannya, tepat pada Rabu (8/11/2023), terdapat sejumlah warga yang merasa pusing dan mual-mual.
Lalu ada warga yang diduga keracunan makanan tahu guling jawa melakukan pemeriksaan mandiri ke klinik setempat.
"Tapi, ternyata ada beberapa warga yang juga merasakan pusing, mual dan diare. Mereka juga sedang melaksanakan pemeriksaan ke layanan kesehatan setempat," jelas Joko.
"Terus, saya dapat info itu dari pak RT saya dan saya mencoba menghubungi Puskesmas Pajangan dan mengambil langkah kepada para warga yang mengikuti kegiatan Malam Rabunan termasuk para tetangga (pemilik rumah S) bagian kanan dan kiri yang terkena dampak diduga keracunan, kami kumpulkan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan," imbuh dia.
Bersyukur, semua warga tersebut telah mendapatkan pemeriksaan dari Puskesmas Pajangan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
Disampaikannya, sejumlah warga tersebut juga diberikan obat-obatan dan diminta untuk beristirahat dari aktivitas sehari-hari.
"Tapi, ada dua warga yang kemudian harus beristirahat di Klinik Cahaya Husada karena mengalami mutah-muntah dan diare, sedangkan sejumlah warga lainnya sudah perlahan-lahan pulih dan beristirahat di masing-masing rumah," urai Joko.
"Dua warga yang beristirahat di Klinik Cahaya Husada itu sebenarnya tidak mengalami keracunan yang parah. Hanya saja mereka mengalami mutah-muntah dan diare, sehingga harus dirawat di klinik itu," lanjutnya.
Kemudian, penyebab zat-zat makanan apa saja yang menimbulkan sejumlah warga mengalami keracunan tersebut, hingga kini masih dilakukan pendalaman oleh Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Puskesmas Pajangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.