Apa Itu Transformasional Parenting? Cara Mengasuh Anak dengan Peran Multidimensi Orang Tua
Apa itu transformational parenting? Itu adalah cara mengasuh anak dengan peran multidimensi orang tua yang bisa Anda tiru untuk menciptakan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Pada dasarnya, anak dalam masa pertumbuhan mengandalkan stimulasi dari dunia nyata untuk perkembangannya.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, mengikuti perkembangan teknologi dan digital yang pesat, anak-anak semakin banyak yang terpapar dengan perangkat digital.
Maka, generasi Alfa akan bermain, belajar dan berinteraksi dengan cara yang baru.
Kebiasaan baru ini dikarenakan mereka lahir dalam lingkup dimana semua perangkat digital terhubung dengan lingkungan fisik tempat mereka beraktivitas.
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi orangtua dalam mendidik anak di era digital.
Baca juga: Pengasuhan Positif Bisa Diterapkan Agar Tidak Toxic Parent Maupun Hyper Parenting
Baca juga: Pola Parenting Baik : Tanamkan Nilai Positif Tanpa Keterpaksaan
Child & Family Psychologist, Saskhya Aulia Prima mengatakan, mengasuh anak bersifat multidimensi.
“Peran multidimensi ini berarti berupaya memenuhi beragam kebutuhan anak. Orang tua diharuskan mengembangkan pengetahuan yang mendalam dan luas,” katanya, mengutip Kompas.com.
Mulai dari kesadaran akan perkembangan anak, norma-norma yang membantu menjaga anak-anak tetap aman, hingga memahami peran profesional serta sistem sosial yang mendukung pengasuhan anak.
Itu bisa disebut sebagai transformasional parenting.
Oleh karena itu, pola asuh orang tua perlu beradaptasi dan dipersiapkan sesuai keadaan sehingga anak nantinya dapat menjadi pemimpin dunia, tidak hanya siap secara akademis, tetapi juga siap menghadapi masa depan dengan semangat resiliensi.
Data sensus penduduk tahun 2020 mencatat mayoritas penduduk Indonesia adalah Generasi Z (Gen Z) yaitu sebanyak 28 persen dari total 270,2 juta populasi penduduk di Indonesia.
Gen Z masih dianggap sebagai strawberry generation yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi terkesan mudah menyerah dan tersinggung.
Sementara Gen Alfa, yang merupakan generasi setelahnya, diharapkan memiliki karakter yang lebih tangguh untuk bertahan dalam kesulitan di masa mendatang.
Sehingga, orang tua dari generasi Alfa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan matang agar mampu mengajarkan hal-hal baik untuk generasi Alfa yang lebih tangguh.
Audrey Gandadjaja, Managing Director Brand Portfolio & Communication My Baby menambahkan, pihaknya berupaya berinovasi dan menemani ibu dalam perjalanan parenting.
Takut Ancaman Video Disebar, Remaja Gunungkidul Pilih Diam, Hingga Kehamilan 4 Bulannya Terbongkar |
![]() |
---|
Tips Mendidik Anak Islami agar Bijak Gunakan Gadget dan Media Sosial |
![]() |
---|
UII Tambah Profesor Baru di Bidang Sistem Pendukung Keputusan Klinis |
![]() |
---|
Tren Kekerasan pada Anak di Gunungkidul Meningkat Setiap Tahun |
![]() |
---|
Cek Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik DI Yogyakarta Besok Rabu 13 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.