SUMUR Bor Mbah Sumini Topang Pasokan Air Bersih Warga Desa Bagelan Purworejo Saat Kemarau
ada sebuah sumur milik warga yang menjadi penolong pasokan air bagi ratusan warga terdampak kekeringan di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Musim kemarau panjang yang melanda Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, membuat sumber mata air dan sumur warga di sejumlah wilayah tersebut mulai mengering. Sehingga, mereka membutuhkan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, semisal mandi, mencuci, hingga memasak.

PADA kondisi itu, ada sebuah sumur milik warga yang menjadi penolong pasokan air bagi ratusan warga terdampak kekeringan di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sumur yang dimaksud adalah sumur bor milik Sumini (61), warga Dusun Srapah, RT 2 RW 4, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sumur bor dengan kedalaman sekitar 32 meter itu menjadi penopang utama kebutuhan warga, karena airnya tak pernah surut meskipun musim kemarau melanda.
Bahkan dikatakan, sumur bor itu telah menjadi sumber air bersih yang biasa diambil para relawan untuk melakukan droping ke sejumlah desa terdampak kekeringan.
Antara lain Desa Bapangsari, Desa Tlogokotes, Desa Somorejo, Desa Hargorejo, Desa Semono, Desa Semagung, Desa Durensari, hingga Desa Soko Agung di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Baca juga: Kesaksian Sang Kakek Lihat Cucunya Menangis Tak Jauh dari Jenazah Ayah Ibunya
"Sumur itu ada sejak 20 tahun lalu. Tapi mulai aktif diambil untuk droping air baru sekitar lima tahun ke belakang.
Biasanya yang ambil dari relawan Sar Sigap dan Paguyuban Warga Bagelen (PWB)," ungkap Sumini kepada Tribunjogja.com, Kamis (12/10/2023).
Wanita kelahiran 1962 itu bercerita, sejak dulu banyak orang yang meminta air ke rumahnya ketika musim kekeringan.
Sumini dan anak-anaknya selalu mempersilahkan orang-orang untuk mengambil air di sumurnya.
Hal tersebut pun menjadi kebiasaan.
Sehingga setiap musim kemarau melanda, banyak warga sekitar yang datang membawa jerigen atau ember kosong untuk meminta air.
Hebatnya, Sumini tidak pernah memungut biaya sepersen pun kepada warga. Ia justru mengratiskan air-air itu.
"Dari dulu saya selalu bilang, kalau ada orang mau meminta air boleh, silahkan datang ke rumah.
"Mau ambil pakai jerigen, ember, atau kalau punya tangki penampungan air (toren) juga boleh, silahkan ambil gratis," katanya.
Sumini pun mengaku tidak ada niatan untuk memberikan tarif kepada orang yang mengambil air.
Sebab, ia meyakini air adalah rejeki dari Yang Maha Kuasa.
Dan rejeki tersebut harus dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
"Yang seharusnya diberi terima kasih itu relawan.
"Karena mereka yang telah memfasilitasi pendistribusian air untuk warga terdampak kekeringan.
"Kalau saya cuma kebetulan mata airnya deras jadi bisa dimanfaakan," ucapnya.
Sumini menyebut, hampir setiap hari para relawan bisa mengambil air di sumurnya bolak-balik hingga lima kali menggunakan kendaraan mobil mengangkut tangki atau toren air.
Adapun jika dihitung secara kapasitas volume bisa mengambil sekitar 17-20 ribu liter air dalam sehari.
Sumur bor tersebut terletak di depan kamar mandi rumah Sumini.
Sumur bor itu memiliki pipa berukuran 4 inci yang didalamnya terdapat 3 pralon kecil berukuran tiga per empat inci dan 1,5 inci.
Satu pipa pralon berukuran 3/4 inci disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi 4 rumah warga dengan 6 kepala keluarga (KK) di sekitar rumah Sumini.
Satu pipa pralon 3/4 lainnya untuk memenuhi kebutuhan air di rumah Sumini dan anaknya.
Sedangkan, pipa pralon berdiameter 1,5 inci disalurkan keluar rumah Sumini untuk mengisi kebutuhan air tangki dan toren yang dibawa para relawan, sebelum disalurkan ke warga lain. Panjangnya sekitar 16 meter dari lokasi sumur bor.
Adapun, untuk memompa air dari sumur bor itu, Sumini menggunakan mesin sanyo yang diletakkan di luar rumah.
Seluruh peralatan untuk memompa dan menyalurkan air dari sumur bor adalah inisiatif dari Sumini dan anak-anaknya. (Tribunjogja.com/drm)
Senyum Gembira Nenek Endang Setelah Terima Kabar Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Siar Dihentikan Polisi |
![]() |
---|
Indosat Gandeng Erafone dan Oppo Hadirkan Festival Belanja di Jateng dan DIY |
![]() |
---|
Mendekati Puncak Kemarau, BPBD Gunungkidul Sebut Belum Ada Permintaan Droping Air |
![]() |
---|
Kasus Motor Pelat Merah Samsat Terdaftar Purworejo Nunggak Bayar Pajak |
![]() |
---|
Pajak Motor Pelat Merah Nopol AA 6081 XC Telat 1 Bulan 19 Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.