Kesaksian Sang Kakek Lihat Cucunya Menangis Tak Jauh dari Jenazah Ayah Ibunya
KISAH duka kali ini datang dari wilayah Klaten, Jawa Tengah. Tepatnya di desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
KISAH duka kali ini datang dari wilayah Klaten, Jawa Tengah. Tepatnya di desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten. Sepasang suami istri meninggal dunia di tempat tidur berdampingan di dalam rumah diiringi tangis anak berusia dua tahun.
PASANGAN suami istri itu adalah IDP (39) dan suaminya Y (37).
Mereka meninggalkan dua anak berumur dua tahun dan tiga bulan.
Kisah itu diawali pada Rabu (11/10/2023) pagi, Agus, ayah dari IDP kebetulan melintas di depan rumah anak dan menantunya itu.
Saat lewat depan rumah, Agus mendengar suara tangis dari dalam rumah.
Suara tangis itu adalah suara tangis dari cucunya alias anak dari almarhum dan almarhumah.
Karena mendengar suara tangis itu, Agus pun coba melihat apa yang terjadi.
"Itu tangisan cucu saya dan saya bergegas masuk,” kata Agus ditemui di rumahnya, Kamis (12/10/2023).
Saat masuk ke dalam rumah, Agus yang sudah berstatus Kakek itu menyapa cucunya yang menangis.
Naluri sang Kakek coba menenangkan cucunya sembari mencari tahu dimana orang tuanya.
Sang cucu pun menjawab orangtuanya tidur, sambil menunjukan ke tempat tidur.
Disana IDP dan Y tampak berjejer.
Agus coba membangunkan anak perempuannya.
Kalimat yang terlontar adalah meminta cucunya untuk diberi minum karena menangis.
"Nduk anak e nangis, kae diombeni (nduk, anaknya nangis, diminumin dulu)."kata Agus mengulang kalimatnya kala itu.
Sayangnya tak ada respon dari anaknya.
Diam seribu bahasa.
Agus pun coba membangunkannya dengan cara memegang kakinya.
Namun kaki anaknya sudah dingin, anyep, begitu orang jawa menyebutnya.
Karena keadaaan itulah, Agus pun coba bergegas ke rumah tetangga yang bernama Susilo.
Tujuannya adalah meminta tetangganya untuk ikut mengecek apa yang terjadi dengan sang putri.
Ternyata, mereka menyadari, IDP telah tiada, begitupula suaminya.
Mereka telah meninggalkan kedua anak mereka yang berusia dua tahun dan tiga bulan.
“Jujur, saya sempat menangis dan pingsan terus tidak tahu apa-apa. Tahu-tahu orang di rumah sudah banyak saja,” terangnya.
Kesaksian Warga
Kepala Desa Tegalrejo, Poniman pun buka suara dengan kejadian yang menimpa warganya.
Berdasarkan keterangan dari para warga, almarhum IDP sempat terlihat masih beraktivitas sekitar pukul 07.00 WIB.
Kegiatan yang dilakukan adalah menjemur pakaian.
“Menurut keterangan warga, tadi yang putri (IDP) masih aktivitas sekitar jam 07:00 WIB, menjemur pakaian,” ujar Kepala Desa Tegalrejo, Poniman, dikonfirmasi Tribun Jogja, Rabu (11/10/2023).
Dia menjelaskan, IDP juga sudah memasak dan persiapan untuk makan pagi.
Ini terlihat dari makanan yang tersaji di meja makan.
Kejadian selanjutnya adalah ketika Agus (ayah IDP) menemukan mereka meninggal dunia.
“Saat berkunjung sekitar pukul 07:45 WIB, ia mendapati pasangan itu tidur dengan posisi laki-laki memeluk si perempuan.
“Posisinya berpakaian. Kemudian disampaikan ke warga dan dilaporkan ke Polsek Ceper,” jelas Poniman lagi.
Bagaimana Keseharian Y dan IDP?
Y selama ini dikenal pekerja keras dan menjalankan usaha sebagai pengepul rongsok logam yang menyuplai bahan baku untuk industri pengecoran logam di wilayah Tegalrejo dan sekitarnya.
IDP membantu suaminya menjalankan usaha dengan gudang di Desa Kurung, Kecamatan Ceper.
Agus membenarkan Y sejak lama memiliki riwayat sakit asma.
Sedangkan IDP memiliki riwayat penyakit hipertensi.
“Setiap hari dia mengeluh sakit kepala, tensinya tinggi dan ada riwayat hipertensi,” tutur dia lagi.
Menurut Agus, apa yang terjadi pada IDP juga pernah terjadi kepada mendiang istrinya.
“Ibunya juga dulu begitu. Meningggal. Bilang kepalanya sakit, langsung minta minuman sama saya dan langsung glethak. Itu sekitar tahun 2014,” ceritanya.
Dia menilai, selama ini keluarga yang dibangun pasutri itu cukup harmonis.
Agus sudah mengikhlaskan kepergian anak dan menantunya.
Keluarga besar Y dan IDP pun tak menghendaki dilakukan autopsi pada jenazah pasangan tersebut.
Nasib Dua Anak Yatim Piatu
Agus AR (67), ayah dari IDP mengakui dua anak tersebut kini berada di keluarga laki-laki.
“Dua anak itu jadi yatim piatu dan ada di pihak kakung (laki-laki), di Kurung (Kecamatan Ceper).
“Budhe (kakak IDP) sudah tiada, nenek (ibu IDP) sudah tidak ada. Bocah dua itu jadi yatim piatu,” terang Agus AR ketika ditemui wartawan di rumah duka, Kamis (12/10/2023).
Dari hasil pemeriksaan petugas medis, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh pasutri yang meninggal di Ceper, Klaten, tersebut.
Selain itu, tak ditemukan hal-hal mencurigakan di rumah mereka.
Agus juga menjelaskan kondisi jenazah putri dan menantunya tidak ada keanehan. Begitu pula dengan kondisi rumah.
Tidak ada barang berharga yang hilang maupun kerusakan pada pintu rumah.
“Tidak ada tanda apa-apa. Mulutnya tidak ada busa. Kondisinya wajar-wajar saja,” ungkapnya. (Tribunjogja.com/Ard)
16 Klub Ikuti Turnamen Tenis Piala Bupati Klaten 2025, Ini Harapan Bupati Hamenang |
![]() |
---|
Muhammad Himawan Purnomo Ditunjuk sebagai Plh Sekda Klaten, Berikut Penjelasan BKPSDM |
![]() |
---|
Penghasilan Pengemis dan Gelandangan di Klaten Rp150-Rp400 Ribu Sehari |
![]() |
---|
Setelah Sekda Klaten Ditahan Kejari, Bupati Hamenang Tunjuk Himawan sebagai Plh |
![]() |
---|
Senyum Gembira Nenek Endang Setelah Terima Kabar Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Siar Dihentikan Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.