Wayang Jogja Night Carnival

HUT Ke-267 Kota Yogyakarta, Puluhan Ribuan Warga Tumplek Blek Saksikan Wayang Jogja Night Carnival

Adapun WJNC ke-8 ini mengusung tema "Pandawa Mahabisekha", yang mengisahkan sepak terjang Ratu Kerajaan Parangwiduri, Ratu Sukmengkoro. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Hanif Suryo
Kemeriahan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) di Kawasan Tugu Pal Putih, Kota Yogyakarta. 

Dipilihnya tema "Pandawa Mahabisekha", lanjut Sultan, mencerminkan sebuah simfoni penuh makna seiring semangat bijak kepemimpinan dan ungkapan rasa syukur yang mengalir tulus kepada sang pencipta.

"Tema ini seakan menjadi sebuah undangan universal yang berisi pesan bagi segenap warga kota Yogyakarta untuk senantiasa merajut kekuatan dalam meniti liku alur kehidupan dengan tetap setia pada akar budaya bangsa adaptif terhadap perubahan sosial dan gelora kepariwisataan Kota Yogyakarta yang tak akan pernah terjeda oleh dinamika," kata Sultan.

" WJNC merupakan ajang interaksi antar budaya tradisional wayang dengan media modern karnaval tersaji dalam orkestrasi 14 Kemantren yang merefleksikan figur-figur pewayangan yang dipancar luaskan melalui live streaming," lanjutnya.

Karnaval ini diharapkan menjadi hiburan yang menyejukkan untuk menggambarkan harmoni Yogyakarta dengan melibatkan 800 peserta dari berbagai latar belakang profesi.

"Kita akan diajak untuk merasapi makna rangkaian cerita pewayangan melalui visualisasi populer karya kreatif warga Yogyakarta. Dalam hubungan karnaval yang telah menjadi ikon kota dan core event kepariwisataan, kolaborasi karya seni kreatif ini hendaknya juga dapat dijadikan media refleksi jati diri masyarakat. Substansinya bermuara pada harapan agar proses menjadikan Negeri Yogyakarta tetap berakar kuat pada filosofi kelahirannya," kata Sultan.

Baca juga: Diikuti 14 Kemantren, WJNC Diharapkan Dongkrak Sektor Wisata di Kota Yogyakarta

Antusiasme Masyarakat Membludak

Besarnya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan WJNC sudah tampak sejak sore hari.

Dari pantauan Tribunjogja.com , masyarakat berbondong-bondong memadati Kawasan Tugu Pal Putih, dari berbagai penjuru.

Saking padatnya kawasan Tugu Pal Putih, tak sedikit warga yang memutuskan untuk balik kanan.

Satu di antaranya ialah Aji asal Kalasan, Sleman.

"Pelaksanaannya memang berlangsung meriah. Hanya saja yang menjadi kendala adalah pengunjung yang susah diatur. Peserta karnaval ini kan butuh akses yang cukup luas, namun karena antusiasme masyarakat yang besar, petugas pun kewalahan," kata Aji.

"Lantaran mengajak dua anak, melihat peserta yang akan kirab saja sudah cukup. Karena apabila mendekat ke Tugu, sudah terlalu ramai dan berdesak-desakan," lanjutnya.

Hal senada disampaikan peserta asal Tegalrejo, Radit.

Besarnya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan WJNC menyebabkan peserta dan penonton tak ada jarak, saling berdesakan.

"Tapi ya mau bagaimana lagi. Sementara untuk membawa ogoh-ogohnya pun berat, lantaran tak ada jarak antara peserta dan penonton, dikhawatirkan penonton tersenggol bambu yang digunakan untuk mengangkut ogoh-ogoh," ujarnya.

Sementara soal ogoh-ogoh yang dibawa, Radit mengungkapkan bahwa ogoh-ogoh setinggi 6 meter tersebut memiliki berat hingga ratusan kilogram.

"Ogoh-ogoh ini kami pesan, beratnya mungkin mencapai 500 kilogram karena rangka yang digunakan terbuat dari besi. Untuk mengangkat ogoh-ogoh Kurawa ini, dibutuhkan hingga 17 orang," jelasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved