Paste Lab Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai Ekonomis
Pria lulusan Universitas Gadjah Mada memilih terjun dalam pengolahan sampah plastik karena ingin menggantikan material kayu.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berawal dari keresahan terhadap isu sampah yang marak di lingkungan dan masih tabu dalam penyelesaiannya, Rifqi Dwantara dan Yanuardi Satrio tergerak untuk membuat produk yang bisa dibuat dari sampah plastik.
Dari persoalan tersebut, mereka kemudian membentuk sebuah brand bernama "Paste Laboratory atau Paste Lab" yang berfokus pada pengolahan sampah plastik.
"Jadi Paste Lab adalah sebuah brand untuk mendaur ulang sampah plastik dengan jenis High-Density Polyethylene (HDPE) dan Polypropylene (PP)," kata Rifqi, Founder Paste Laboratory saat dihubungi, Jumat (29/9/2023).
"Sekarang, kita tengah mencoba berproses untuk mendaur ulang sampah plastik daunan," sambungnya.
Pria lulusan Universitas Gadjah Mada memilih terjun dalam pengolahan sampah plastik karena ingin menggantikan material kayu.
Sehingga selain mencegah pencemaran lingkungan dari plastik, juga mengurangi penebangan pohon untuk dijadikan kayu.
Untuk pengumpulan sampah plastik, Paste Lab bekerjasama dengan Sociolla, sebuah brand produk kecantikan.
Dengan adanya kerjasama tersebut, Sociolla mengirimkan sampah plastik ke Paste Lab. Setelah diterima, sampah plastik akan didata dan disortir sesuai jenisnya seperti HDPE dan PP. Kemudian, sampah plastik didaur ulang menjadi sebuah produk.
Beberapa sampah plastik, kata Rifqi, juga ada yang diambil dari pengepul. Sementara, dari bank sampah sedang direncanakan untuk proses kerjasama, hanya belum ada kesepakatan sampai saat ini.
Dikatakan Rifqi, Paste Lab bisa mengolah sampah plastik sekitar 80-100 kilogram (kg) per hari.
Adapun, dari olahan sampah plastik itu dapat menghasilkan papan-papan berukuran 1×1 meter dengan ketebalan bervariasi. Papan-papan itu bisa untuk furnitur seperti meja, kursi dan almari.
"Proses pembuatannya sama persis dengan pertukangan kayu," ucap Rifqi.
Sedangkan, produk kecilnya, Paste Lab juga membuat semacam dekorasi rumah seperti tatakan gelas, nampan, stand HP dan produk lainnya.
Dalam pengolahannya, Paste Lab mempekerjakan 14 pegawai yang berasal dari masyarakat lokal atau pemuda desa di sekitar Kalurahan Sardonoharjo, Kabupaten Sleman.
Setelah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis, produk hasil olahan sampah plastik itu kemudian dijual melalui market place seperti Tokopedia dan Shopee. Hanya, untuk sekarang ini, sistemnya masih pre order.
Rencananya, penjualan berbasis online tanpa pre order akan dimulai pada pertengahan Oktober 2023.
"Kita akan merilis brand retail beberapa barang-barang yang sudah diuji kelayakan dijual di market place tanpa pre order," ucapnya.
Saat ditanya apakah Paste Lab menerima setoran sampah plastik dari masyarakat dan melakukan pembelian, Rifqi menjawab bahwa hal itu bisa saja diterima namun dengan syarat harus sudah bersih, bebas dari label dan dipisah sesuai jenisnya.
"Untuk harga lebih detailnya bisa langsung diarah kan ke kontak instagram kami @paste_lab," ujarnya.
Paste Lab membuka diri jika ada individu yang tertarik untuk belajar di workshop yang beralamat di KM 13 Jalan Kaliurang Sardonoharjo Ngaglik Sleman.
Kelas Publik Mengapresiasi
Sementara itu, Kelas Publik yang merupakan lembaga kajian yang berfokus kepada pengembangan-pengembangan inovasi dalam sudut pandang psikologi,kebijakan publik dan keberlanjutan lingkungan memberikan apresiasi kepada Paste Lab.
Selain itu, Kelas Publik berharap juga bisa menambah wawasan dan motivasi generasi muda untuk memanfaatkan sampah menjadi sebuah aset yang berguna dengan kreativitas masing-masing.
Kendati demikian, Kelas Publik berharap kedepan akan ada sinergisitas antara TPS 3R, Bank Sampah, dan pemerhati sampah dengan kreativitasnya sehingga terbentuk circular economy didalamnya.
Dr Ir Kuncoro Cahyo Aji MSi selaku pengasuh Kelas Publik menyatakan bahwa Kelas Publik sangat mendukung Paste Lab di dalam berkreasi mengolah sampah menjadi furniture. " Sampah akan semakin berarti jika kreatifitas berhasil menambah manfaat dari sampah itu," jelasnya. (scp)
Pemkot Magelang Gelar Ekspo Lingkungan Hidup, Angkat Isu Polusi Plastik |
![]() |
---|
Keren, Siswa SMPN 8 Yogya Ini Sukses Olah Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Alternatif |
![]() |
---|
10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor 3 |
![]() |
---|
5 Negara Terbaik di Dunia yang Berhasil Mengatasi Polusi Plastik, Ada Korsel dan Singapura |
![]() |
---|
Cerita Dosen UII Sulap Limbah Plastik Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi, Diminati hingga Mancanegara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.