Sekolah Pascasarjana UGM Berikan Pelatihan Pengelolaan Medos Untuk Admin Medos
Sekolah Pascasarjana UGM menggelar pelatihan pengelolaan media sosial, terutama Instagram dan Tiktok
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekolah Pascasarjana UGM menggelar pelatihan pengelolaan media sosial, terutama Instagram dan Tiktok.
Pelatihan tersebut digelar untuk admin pengelola media sosial di lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM.
Wakil Dekan Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Kerja Sama Sekolah Pascasarjana UGM, Dr. Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr. mengatakan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan baru kepada pengelola media sosial.
"Kami memberikan pelatihan pengelolaan media sosial, Instagram dan Tiktok. Sehingga para admin medsos di lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM mendapatkan informasi dan teknik jitu untuk mempublikasikan informasi," katanya, Selasa (19/09/2023).
Ia berharap informasi yang diterima dapat diterapkan dalam mengelola media sosial. Dengan begitu, para admin dapat mempublikasikan informasi dengan baik, benar, dan menarik.
Ada dua materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut. Materi pertama adalah
Mengemas Konten dan Mengukur Kinerja Postingan di Media Sosial yang diberikan oleh Manager Online Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan.
Materi selanjutnya adalah Optimalisasi Website dan Sosial Media untuk PMB Pascasarjana, yang disampaikan oleh Digital Marketing Lecturer Purwadhika, Kharsima W. Saputra.
Baca juga: Program PKM Mahasiswa Pascasarjana UGM Beri Pelatihan Ketahaan Desa Wisata di Pakunden
Manager Online Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan mengungkapkan dulu sumber informasi masyarakat adalah koran, radio, majalah, televisi. Namun saat ini sumber informasi sudah berubah, terutama setelah munculnya media sosial.
Menurut riset KG Media 2022, 87 persen sumber informasi generasi milenial adalah media sosial. Sehingga pengelola media sosial di Sekolah Pascasarjana UGM juga wajib mengelola media sosial.
"Menurut riset, media sosial pemerintah itu dianggap paling membosankan. Pendidikan ada di urutan keenam. Kenapa dianggap membosankan, karena gaya komunikasinya formal dan kaku. Konten isinya cuma seremonial yang isinya foto bareng. Kemudian kontennya monoton, itu-itu saja, tidak mengikuti tren,"ungkapnya.
Untuk itu, diperlukan tim kreatif yang memikirkan human to machine, dimana ada tim khusus yang mengatur waktu pengunggahan, penggunaan tagar, dan lainnya.
Perlu juga ada tim yang memikirkan human to human, meliputi pemanfaatan emoji, hingga membalas komentar. Tim selanjutnya adalah machine to machine, yang bertugas untuk mengoptimalkan pencarian.
"Libatkan generasi milenial juga di dalam tim. Nah nanti yang sudah sepuh ini cukup do and don't, memantau saja. Kolaborasi juga penting untuk memaksimalkan medsos, misalnya ada mahasiswa yang followernya banyak. Bisa juga diajak kolaborasi. Seremoni juga bisa dijadikan konten, tetapi dari sisi-sisi yang unik, jangan cuma foto bersama. Pahami juga karakter dan pedoman masing-masing media sosial, karena karakternya beda," ujarnya.
Gelar IGSSCI ke-12
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar International Graduate Students and Scholars' Conference in Indonesia (IGSSCI).
Siapa Sebenarnya Bjorka? Menyingkap Sosok di Balik Nama yang Mengguncang Dunia Siber Indonesia |
![]() |
---|
Viral Penangkapan Bjorka, Akun Instagram Bjorkanism Klaim Masih Bebas |
![]() |
---|
Viral Aktris Korea Jeon Hye Bin Jadi Korban Pencopetan di Ubud, Bali, Rugi Capai Rp 132-177 Juta |
![]() |
---|
Viral Isi Chat Diduga Hokky Caraka Goda Pegawai Hotel saat Masih Pacaran dengan Jessica Rosmaureena |
![]() |
---|
Viral Video Siswi SMP Semarang Dievakuasi Ngeyel di Gunung Sindoro, Petugas Sampai Gendong Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.