Berita Internasional
Korea Utara Simulasikan Serangan Bumi Hangus Jika Terjadi Perang Nuklir
Militer Korea Utara mengatakan pihaknya menembakkan dua rudal balistik taktis dari ibu kota pada Rabu malam untuk mensimulasikan serangan bumi hangus
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Korea Utara melakukan simulasi perang nuklir dengan meluncurkan rudal terbarunya pada hari Rabu, 30 Agustus 2023 malam kemarin.
Peluncuran rudal itu merupakan simulasi serangan nuklir dengan strategi bumi hangus terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Adapun Korea Utara sebelumnya juga sudah melakuka ujicoba rudal-rudal berkemampuan nuklirnya.
Hal itu dilakukan lantaran mereka sesumbar akan menggunakannya dalam menghadapi berbagai kemungkinan perang dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Militer Korea Utara mengatakan pihaknya menembakkan dua rudal balistik taktis dari ibu kota pada Rabu malam untuk mensimulasikan serangan bumi hangus dengan sasaran pusat komando utama dan lapangan terbang operasional di Korea Selatan.
Korea Utara mengatakan uji coba rudalnya itu merupakan respons terhadap pesawat pembom jarak jauh B-1B yang diterbangkan Amerika Serikat untuk pelatihan udara bersama dengan Korea Selatan pada Rabu pagi.
Latihan udara bersama tersebut, dinilai sebagai ancaman serius bagi Korea Utara.
Peluncuran rudal Korea Utara ini merupakan yang terbaru dari serangkaian uji coba senjata sejak tahun lalu.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyebut peluncuran tersebut sebagai bentuk provokasi besar yang mengancam perdamaian internasional dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran rudal balistik apa pun oleh Korea Utara.
Di saat bersamaan, Korea Utara menilai bahwa latihan militer besar-besaran yang melibatkan AS di dekat Semenanjung Korea itu sebagai persiapan untuk invasi.
Hal ini pun langsung direspon Kim Jong un dengan mengunjungi sebuah pos militer di mana militernya mengadakan latihan pos komando sebagai tanggapan terhadap pelatihan militer Korea Selatan-AS.
Diketahui bahwa latihan itu bertujuan untuk mempraktikkan prosedur menguasai wilayah bagian selatan Semenanjung Korea jika suatu saat terjadi perang.
Kim Jong Un menggarisbawahi perlunya memberikan pukulan keras terhadap berbagai target strategis.
Termasuk di antaranya menghancurkan pusat komando perang musuh serta membutakan sarana komunikasi komando pada tahap awal peperangan.
Kim Jong Un juga menekankan pentingnya serangan sporadis secara bersama-sama untuk menghancurkan sasaran utama militer musuh.
Hal itu menurut Kim Jong Un akan memberikan pukulan keras dan menyebabkan kehancurkan massal baik itu dalam segi militer, sosial, maupun ekonomi. (*)
Akhir Perjalanan Sleeping Prince, Alwaleed bin Khaled Al Talal Meninggal Setelah 20 Tahun Koma |
![]() |
---|
Krisis Air di Gaza, Israel Serang Warga Palestina yang Cari Bantuan Air, 10 Tewas Termasuk Anak-anak |
![]() |
---|
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu Bertemu, Bahas Rencana Kontroversial Usir Warga Gaza |
![]() |
---|
Daftar Negara dengan Harga BBM Termurah di Dunia 2025: Malaysia Rp 7 Ribu AS Rp 15 Ribu |
![]() |
---|
Ribuan Bayi di Gaza Kelaparan, Pasokan Susu Formula Menipis di Bawah Blokade Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.