Berita Pendidikan Hari Ini

PKKMB ISI Yogyakarta 2023, Sosialisasikan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus

Melalui PKKMB bisa memberikan bekal awal agar mahasiswa kelak akan menjadi alumni perguruan tinggi yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran akhlak

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Hanif Suryo
Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) ISI Yogyakarta 2023 di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta, Kamis (24/8/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM - Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap mahasiswa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Sosialisasi yang disampaikan Dewi Julianti selaku fasilitator dari Rifka Annisa merupakan rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) ISI Yogyakarta 2023, yang digelar di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta , Kamis (24/8/2023).

Selain sosialisasi soal pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, mahasiswa baru ISI Yogyakarta juga dibekali wawasan kebangsaan yang disampaikan oleh Kasubdit Bhabinkamtibmas Ditbinmas Polda DIY, AKBP Sinungwati, serta pencegahan penyalahgunaan narkoba yang disampaikan Arief Nurcahyo dari BNN.

Rektor ISI Yogyakarta, Prof. Dr. Timbul Raharjo, M.Hum., menyampaikan bahwa kegiatan PKKMB ini sangat penting bagi mahasiswa baru. Pasalnya, ketika memasuki perguruan tinggi, mahasiswa baru mengalami proses transisi dari iklim belajar di sekolah ke perguruan tinggi.

"Dalam menyiapkan mahasiswa baru melewati proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, serta mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru dan memberikan bekal untuk keberhasilan menempuh pendidikan di perguruan tinggi maka dilakukan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB)," kata Timbul.

Baca juga: Gelar Seminar Nasional Dies Natalis Ke-39, ISI Yogyakarta Hadirkan Tantowi Yahya

"Masa ini dapat dijadikan titik tolak pembinaan idealisme, penguatan rasa cinta tanah air, dan kepedulian terhadap lingkungan, juga dalam rangka menciptakan generasi yang berkarakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan berintegritas," tambahnya.

Kegiatan PKKMB diharapkan dapat menjadi wahana penanaman 5 (lima) program gerakan nasional revolusi mental yaitu Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia tertib, Indonesia mandiri, dan Indonesia bersatu.

Dengan kata lain, melalui PKKMB bisa memberikan bekal awal agar mahasiswa kelak akan menjadi alumni perguruan tinggi yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran akhlak, cinta tanah air, dan berdaya saing global.

"PKKMB harus direncanakan secara matang agar dapat dijadikan momentum bagi mahasiswa baru untuk mendapat informasi yang tepat mengenai sistem pendidikan di perguruan tinggi baik bidang akademik maupun non-akademik," kata Timbul.

"PKKMB juga diharapkan dapat menjadi penyadaran akan adanya hal-hal yang dapat menghambat studi mahasiswa baru termasuk bisa menghambat pencapaian tujuan nasional misalnya masalah radikalisme, terorisme, penyalahgunaan narkoba, kekerasan seksual, plagiarisme, korupsi, dan lainnya," tambahnya.

Timbul menambahkan, upaya peningkatan rasa persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan PKKMB.

Selain itu PKKMB menjadi ajang penyadaran akan pentingnya pemahaman tentang globalisasi dan revolusi industri 5.0 yang menuntut mahasiswa untuk menjadi orang-orang yang menghayati dan memiliki literasi data, literasi teknologi, dan literasikemanusiaan serta kesiapan untuk penguasaan kompetensi yang diperlukan di abad 21.

Kompetensi- kompetensi itu antara lain kemampuan berpikir nalar kreatif dan kritis, problem solving, terampil berkomunikasi, berkolaborasi, memahami bidang kerja dan pengembangan karirnya serta pentingnya belajar sepanjang hayat.

PKKMB ini juga menjadi ajang penyadaran akan pentingnya pemahaman tentang globalisasi dan revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang menuntut mahasiswa untuk menjadi orang-orang yang menghayati dan memiliki literasi data, literasi teknologi, dan literasi kemanusiaan serta kesiapan untuk penguasaan kompetensi yang diperlukan di abad 21. 

"Kompetensi-kompetensi itu antara lain kemampuan berpikir nalar kreatif dan kritis, problem solving, terampil berkomunikasi, berkolaborasi, memahami bidang kerja dan pengembangan kariernya serta pentingnya belajar sepanjang hayat," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved