ADVERTORIAL

Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, Sukamto Soroti Dampak Rokok pada Stunting

BKKBN dan Komisi IX DPR RI gencar melakukan sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Christi Mahatma
Suasana sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Kalurahan Sinduadi, Kamis (28/07/2023). 

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjadi perokok yang bertanggung jawab. 

"Kita tidak bisa melarang orang untuk tidak merokok, karena itu kan tergantung masing-masing individu. Yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi perokok yang bertanggung jawab, misalnya kalau sedang momong bayi ya jangan sambil merokok. Kalau merokok ya dinikmati sendiri, jangan sampai mengganggu orang lain yang tidak merokok," terangnya. 

Wildan menyebut stunting di Kabupaten Sleman cukup unik.

Sebab 95 persen anak yang stunting di Sleman justru bukan dari keluarga miskin.

Hal itu bisa jadi karena pola makan dan pola asuh yang tidak sesuai. 

Agar angka stunting di Kabupaten Sleman , pihaknya berkoordinasi dengan berbagai stakeholder, termasuk pendamping keluarga.

Sehingga program penurunan stunting bisa tepat sasaran. 

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Pusat, Sukaryo Teguh Santoso menerangkan BKKBN memiliki dua tugas utama yaitu pengendalian penduduk dan membangun keluarga berkualitas.

Saat ini upaya pengendalian penduduk bisa dikatakan berhasil, karena rata-rata setiap keluarga memiliki dua anak. 

Yang kini masih menjadi pekerjaan rumah adalah mewujudkan keluarga berkualitas.

Menekan angka stunting menjadi salah satu upaya untuk menciptakan keluarga berkualitas.

Dengan demikian, pihaknya gencar melakukan sosialisasi program  Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). 

"Sosialisasi dan KIE ini menjadi ketugasan kami. Bagaimana bisa mencegah stunting kalau masyarakat tidak tahu apa itu stunting dan cara mencegahnya. Sehingga dengan sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat lebih memahami stunting dan menyebarluaskan informasi stunting ," ungkapnya. 

Stunting terjadi akibat anak kekurangan gizi.

Intervensi yang paling efektif dilakukan adalah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yang dimulai saat konsepsi hingga anak usia dua tahun. 

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Optimalkan Peran Kader Kalurahan Dalam Pengentasan Stunting

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved