Berita Gunungkidul Hari Ini

Harga Telur dan Daging Ayam di Gunungkidul Kini Berangsur Turun

Harga telur dan daging ayam di Gunungkidul sempat mengalami kenaikan pada pekan lalu. Meski demikian, pekan ini harganya berangsur turun.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando
Lapak penjualan daging ayam di Pasar Argosari Wonosari, Gunungkidul, Selasa (25/07/2023). Harga telur dan daging ayam berangsur turun setelah sempat naik di bulan lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Harga telur dan daging ayam di Gunungkidul sempat mengalami kenaikan pada pekan lalu.

Meski demikian, pekan ini harganya berangsur turun.

Seperti yang diungkapkan Pengelola Pasar Argosari Wonosari, Sularno.

Ia mengatakan penurunan harga sudah tampak setidaknya dalam 3 hari terakhir.

Baca juga: PROFIL Cangkringan, Calon Tempat Sampah Sementara Gantikan TPA Piyungan, Penuh SDA Melimpah

"Selisih penurunannya sekitar Rp 2 ribu dari harga sebelumnya," ungkapnya dihubungi pada Selasa (25/07/2023).

Sularno mencontohkan harga daging ayam yang sebelumnya menembus Rp 40 ribu per kilogram (kg), kini menjadi Rp 38 ribu. Begitu pula dengan telur yang sebelumnya Rp 31 ribu menjadi Rp 29 ribu per kg.

Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya karena permintaan masyarakat yang sedang meningkat.

"Sebab saat itu banyak kegiatan hajatan hingga rasulan, sementara memasuki bulan ini permintaan mulai turun," jelas Sularno.

Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul mencatat penurunan harga telur dan daging ayam mulai terlihat pada Senin (24/07/2023) lalu. Kondisi ini terjadi di semua pasar.

Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Disdag Gunungkidul Retno Utami menilai faktor pakan ternak juga berpengaruh. Sebab harganya kini terbilang tinggi.

"Permintaan masyarakat selama Juni kemarin juga tinggi," ujar Retno.

Meski sempat mengalami kenaikan harga, ia memastikan tidak terjadi kelangkaan pasokan. Stok telur dan daging ayam pun masih aman hingga kini.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Gunungkidul, Subandi mengatakan kenaikan harga tersebut lebih karena adanya keseimbangan baru di pasaran.

Sebab selain pakan, harga Day Old Chick (DOC) atau bibit ayam juga mengalami kenaikan. Naiknya harga BBM juga membuat peternak harus melakukan penyesuaian.

"Saat ini memang harus ada keseimbangan harga baru, seiring dengan naiknya biaya produksi peternakan," jelas Subandi. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved