Berita Gunungkidul Hari Ini
Pelajar SLBN 2 Gunungkidul Buktikan Kemampuan Meski Ada Keterbatasan
Suasana di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Gunungkidul meriah pada Rabu (21/06/2023). Hari ini menjadi istimewa lantaran para pelajar penyandang
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Suasana di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Gunungkidul meriah pada Rabu (21/06/2023). Hari ini menjadi istimewa lantaran para pelajar penyandang disabilitas tersebut unjuk kemampuan mereka.
Panggung besar disiapkan di tengah aula, di mana para pelajar menampilkan berbagai aksi kesenian. Sementara di sudut sekolah, terdapat ruang pameran produk karya pelajar.
"Semua produk ini dibuat oleh pelajar kami, berkolaborasi dengan para guru hingga pegawai di sini," kata Kepala SLBN 2 Gunungkidul, Wantini.
Ia mengatakan hari ini merupakan kegiatan Gelar Karya, bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Gelar Karya ini juga implementasi dari kurikulum merdeka.
Menurut Wantini, Gelar Karya ini jadi ajang pembuktian bagi para anak didiknya. Sebab meski memiliki keterbatasan, mereka tetap mampu berkarya dan bisa mandiri.
"Bisa dibilang Gelar Karya ini jadi bekal bagi anak-anak kami setelah lulus," jelasnya.
SLBN 2 Gunungkidul memiliki program pendidikan kewirausahaan. Pelajar penyandang disabilitas di sini belajar bagaimana membuat produk kerajinan, bertani, hingga beternak.
Hasilnya pun tak main-main. Wantini menunjukkan sejumlah karya anak didiknya. Seperti keset buatan tangan, pakaian, lemari kayu, topeng, hingga mainan anak berupa kuda-kudaan hingga sepeda kayu.
"Kami arahkan mereka sesuai minat yang dimiliki, baik membuat produk hingga tampil sebagai seniman," katanya.
Wantini ingin agar anak-anak didiknya nanti bisa bekerja atau bahkan memiliki usaha sendiri. Sebab mereka juga bisa dan mampu seperti masyarakat pada umumnya.
Guru Keterampilan SLBN 2 Gunungkidul, Kardianto menjelaskan mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) membutuhkan proses panjang. Salah satunya, tidak bisa memaksakan mereka.
Metode yang dilakukan adalah dengan membuat mereka tertarik dengan salah satu bidang. Setelahnya dibina hingga mampu membuat karya baik berupa produk maupun penampilan.
"Prosesnya bisa 6 bulan, tapi termasuk cepat karena benar-benar dimulai dari nol," kata Kardianto.
Pihak sekolah juga mendampingi pemasaran produk karya para pelajar. Tak sedikit produk mereka yang menarik perhatian konsumen hingga luar daerah.
Ia yakin para penyandang disabilitas, seperti apa pun kondisinya, tetap bisa berdaya secara ekonomi. Jika sudah berdaya, maka mereka tidak tergantung lagi dengan orang lain.
"Dasar yang kami berikan adalah kecakapan hidup, jadi punya keterampilan setelah lulus dari sini," ujar Kardianto.(alx)
Pemkab Gunungkidul Usulkan Kalurahan Songobayu Jadi Kampung Nelayan Merah Putih |
![]() |
---|
Polres Gunungkidul bersama BKSDA DIY Tanam 2400 Pohon untuk Makanan MEP |
![]() |
---|
Libur Nataru, Dispar Gunungkidul Targetkan 101 Ribu Kunjungan Wisatawan |
![]() |
---|
Kuatkan Diseminasi Informasi, Pemkab Gunungkidul bersama LPP RRI Jalin Sinkronisasi Media |
![]() |
---|
Pemkab Gunungkidul Gelar Konser Kebangsaan Pentas Bhinneka Tunggal Ika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.