Kaisar Jepang Kunjungi Jogja
PROFIL Kaisar Jepang Naruhito yang Bakal Bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X Besok
Dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia, Kaisar Naruhito diagendakan mengunjungi beberapa tempat dan bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X di Jogja.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Kaisar Jepang Naruhito dan bersama Permaisuri Masako melakukan kunjungan kerjasama ke Indonesia dalam waktu sepekan kedepan mulai tanggal 17-23 Juni 2023.
Mereka tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta Sabtu (17/6/2023), pukul 16.20 WIB.
Dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia, Kaisar Naruhito diagendakan mengunjungi depo kereta MRT di Lebak Bulus, ke Candi Borobudur hingga bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta.
Dikutip dari pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang, ia akan mengunjungi depo kereta MRT di Lebak Bulus hingga ke Candi Borobudur.

Kedatangannya ini menjadi kunjungan ke Indonesia yang pertama kali bagi Kaisar Naruhito sejak dinobatkan sebagai kaisar Jepang ke-126 pada 2019.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam keterangannya menyebut bahwa Indonesia telah lama mengundang Kaisar Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, salah satunya saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Tokyo, Jepang pada bulan Juli 2022.
“Saya yakin kunjungan ini akan semakin mempererat hubungan persahabatan dan juga kerja sama baik dengan Indonesia, dan saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa bersama masyarakat Jepang,” terang Kishida dalam keterangan resminya.
Profil Kaisar Jepang Naruhito

Dilansir situs Britannica, Kaisar Naruhito memiliki nama kecil Hironomia. Dia lahir pada 23 Februari 1960 di Tokyo, Jepang.
Dalam era kekaisaran baru Jepang yang kini bernama Reiwa, yang bermakna ketertiban dan harmoni, Naruhito dikenal sebagai intelektual.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini resmi naik tahta menjadi kaisar Jepang pada 1 Mei 2019 di usia 59 tahun.
Berdasarkan silsilah dan tradisi, garis keturunan kaisar ke-126 ini berhubungan dengan Jimmu, yaitu Kaisar Jepang pertama yang legendaris.
Naruhito merupakan anak laki-laki tertua dari pasangan Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko.
Baca juga: 39 Ribu Peserta Ikuti Ujian Mandiri CBT UGM 2023, Rebutkan 3.000 Kursi
Gelar putra mahkota didapatkan Naruhito pada 1989, yaitu saat kakeknya, Kaisar Hirohito, meninggal dunia, dan ayahnya duduk di kursi kaisar.
Naruhito besar di istana kekaisaran yang terletak di Tokyo.
Semasa muda, pria berusa 63 tahun itu menuntut ilmunya di Universitas Gakushuin.
Ia pun lulus pada 1982 dengan gelar sarjana bidang sejarah.
Naruhito sempat mendaftar kuliah di Gakushuin untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang pascasarjana.
Namun, hal tersebut tidak dituntaskan karena dia menghabiskan dua tahun (1983—1985) di Inggris untuk melakukan penelitian transportasi laut di Merton College, Oxford.
Dikutip Tribunjogja.com dari Nippon, Naruhito sejak duduk di bangku sekolah dasar, memang memiliki ketertarikan di bidang transportasi.
Ketika itu dia tahu bahwa pada periode Kamakura (1185—1333), ada jalan yang melewati pekarangan tanah kekaisaran Akasaka, tempat tinggalnya.

Hal tersebut rupanya membuat Naruhito tertarik untuk mempelajari transportasi.
Setelah beranjak dewasa, dia fokus terhadap transportasi air.
Bahkan, untuk tesis kelulusannya membahas mengenai lalu lintas maritim abad pertengahan di Laut Pedalaman Seto.
Dia juga memperdalam pengetehuan tentang hubungan antara manusia dengan air secara umum, seperti air minum dan polusi air.
Naruhito merupakan pewaris takhta Jepang pertama yang menuntut ilmu di luar negeri.
Tak hanya itu, dia juga melakukan berbagai aktivitas sehari-hari seperti umumnya mahasiswa, seperti mengerjakan tugas, mencuci pakaian sendiri, dan menggunakan kartu kredit.
Ketika pulang ke Jepang, pada 1988 Naruhito menyelesaikan sebagian dari program doktoral bidang sejarah Jepang di Gakushuin. Dia tetap merawat hubungan dengan kampusnya.
Saat itu, Naruhito kemudian bertemu dengan Masako Owada, perempuan yang sekarang jadi istrinya.
Naruhito pertama kali bertemu Owada Masako pada November 1986 di acara minum teh untuk Infanta Elena, saat Masako masih menjadi mahasiswi Universitas Tokyo.
Infanta Elena adalah anak tertua Raja Juan Carlos dan Ratu Sofia dari Spanyol yang kala itu ada di Jepang.
Naruhito segera tertarik dengannya dan mengatur pertemuan mereka beberapa kali pada pekan-pekan selanjutnya.
Naruhito kabarnya berjuang mengejar Masako, meskipun lamaran pernikahannya dua kali ditolak karena Masako tidak ingin mempertaruhkan karier diplomatiknya.
Perjuangan cinta tak membuat Naruhito putus asa, ia pun tetap mencoba meluluhkan hati Masako Owada.
Melihat kegigihan Naruhito, Masako akhirnya menerima lamaran pada Desember 1992, dan mereka menikah pada tahun 1993.
Pihak istana secara resmi mengumumkan pertunangan mereka pada tanggal 19 Januari 1993 di Istana Kekaisaran.
Pada tanggal 9 Juni 1993, Naruhito dan Owada Masako menikah di Gedung Kekaisaran Shinto di Tokyo yang dihadiri sekitar 800 tamu undangan, termasuk kepala negara dan keluarga istana Eropa, dan penonton media diperkirakan mencapai 500 juta orang di seluruh dunia.

Masako pun resmi jadi calon permaisuri Kerajaan Jepang.
Tapi pada 1999, Masako menghadapi tekanan untuk menghasilkan pewaris tahta, yakni anak laki-laki. Dirinya lalu mengalami keguguran.
Pasangan kerajaan itu lantas menyalahkan media yang terus memberitakan seputar kehamilannya.
Sebuah perusahaan media bahkan menyewa helikopter untuk mengikuti mobil Masako ketika dia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan.
Masako mulai menarik diri dari kehidupan publik tak lama setelah keguguran.
Beberapa bulan kemudian dia mengumumkan bahwa dia menderita depresi.
Pada Desember 2001, Masako melahirkan seorang anak perempuan, Putri Aiko yang kemudian dianugerahi gelar Putri Toshi.
Baca juga: 953 Petugas Diterjunkan untuk Sensus Pertanian 2023 di Gunungkidul
Cobaan Kaisar Naruhito dan Pemaisuri Masako tak berhenti di situ, memiliki keturunan seorang putri menjadi kontroversi terkait masalah pewarisan takhta.
Meski sebenarnya Jepang pernah memiliki delapan maharani (kaisar perempuan) dalam sejarah, hukum pewarisan takhta Jepang diubah setelah Restorasi Meiji, mengadopsi sistem pewarisan takhta Prusia yang melarang perempuan untuk naik takhta.
Pada tanggal 11 Juli 2008, Naruhito meminta pemahaman publik mengenai istrinya, Masako, yang menderita depresi dan didiagnosa mengalami gangguan penyesuaian dengan pihak keluarga kekaisaran.
Adapun kabar bahwa Masako memiliki gangguan kejiwaan.
"Saya ingin (masyarakat) memahami bahwa Masako terus melakukan upaya maksimal dengan bantuan orang di sekitarnya untuk menghasilkan ahli waris laki-laki,” ujar Kaisar Naruhito.
Seiring berjalannya waktu tekanan tersebut bisa terkendali saat adik laki-laki Naruhito yakni Fumihito dan istrinya mengumumkan mengandung seorang putra.
Bakal Bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X di Yogyakarta
Kaisar Jepang Naruhito direncanakan bakal makan malam bersama dengan Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X di Keraton Yogyakarta.
Berdasarkan informasi dari Humas Pemprov DIY, Naruhito bakal berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Rabu (21/6/2023) malam.
Sebelumnya, Sang Kaisar bakal meninjau Balai Sabo di Kecamatan Maguwoharjo Sleman.
Untuk menyambut Sang Kaisar Jepang, pihak Keraton Yogyakarta berencana menutup Keraton. Penutupan tersebut dalam rangka persiapan penyambutan Sang Kaisar nantinya.
"Iya, tanggal 21 (Juni 2023), Keraton Yogyakarta tutup," ujar Carik Kawedanan Radyo Kartiyoso, RA Siti Amirul Nur Sundari.
Penutupan dilakukan di hari Rabu saja, dan Kamis, Keraton Yogyakarta bakal dibuka kembali.
Menurut Sundari, penutupan wisata Keraton Yogyakarta hanya berlaku di Kompleks Kedhaton.
Sedangkan, objek wisata lain seperti Tamansari dan Wahanarata tetap buka seperti hari-hari biasa.
"Biasanya kalau tamu kehormatan itu ada di Kedhaton. Makanya kami tutup Kedhatonnya," terangnya
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Kaisar Naruhito
Presiden Jokowi
Hironomiya Naruhito
Kaisar Jepang
Kunjungan
Indonesia
Permaisuri Masako
Masako Owada
Iriana
Sri Sultan Hamengku Buwono X
Presiden Joko Widodo
Kaisar Jepang Naruhito Terkesima dengan Konsep Alur Air Jaladwara pada Candi Borobudur |
![]() |
---|
Balai Teknik Sabo yang Dikunjungi Kaisar Hironomiya Naruhito adalah Bantuan Jepang untuk Indonesia |
![]() |
---|
Kaisar Jepang Mengaku Senang Bisa Berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kunjungi Balai Teknik Sabo, Kaisar Jepang Senang Bantuan dari Jepang Itu Dimanfaatkan Sunguh-sungguh |
![]() |
---|
Kaisar Jepang Naruhito ke Candi Borobudur, Ganjar Bahas Kesempatan Kerja Sama Jepang-Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.