Berita Magelang Hari Ini

Rangkaian Waisak 2023, Air Suci Simbol Kesejukan dan Kebersihan Hati bagi Umat Buddha 

Para biksu sangga Perwakilan umat Buddha Indonesia melakukan prosesi penyemayaman Air Suci Waisak 2567 BE/2023 di Candi Mendut.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Nanda Sagita Ginting
Para biksu sedang mendoakan Air Suci Waisak untuk di disemayamkan di Candi Mendut, Sabtu (3/6/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Para biksu sangga Perwakilan umat Buddha Indonesia melakukan prosesi penyemayaman Air Suci Waisak 2567 BE/2023 di Candi Mendut Kabupaten Magelang , Jawa Tengah, pada Jumat (2/6/2023).

Adapun, Air Suci Waisak merupakan air murni yang diambil dari sumber mata air di Umbul Jumprit Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Dari pantauan Tribunjogja.com , Air Suci Waisak tiba di Candi Mendut sekitar pukul 14.00 WIB.

Air tersebut, sudah diwadahkan di dalam beberapa bejana kendi untuk kemudian diberikan secara simbolis kepada Ketua Panitia Waisak , Tanto Soegito Harsono.

Baca juga: Ini Aturan Kunjungan Wisatawan ke Candi Borobudur saat Detik-Detik Perayaan Waisak 2023 

Kemudian air itu, diserahkan kepada biksu untuk dibacakan parita atau doa-doa di altar besar tempat patung Sang Buddha berada.

Kemudian, Air Waisak  itupun disemayamkan bersama dengan Api Dharma di dalam Candi Mendut

M Bhante Wongsin Labhiko Mahathera mengatakan, makna air bagi umat Buddha sangat tinggi menjadi sumber dari segala kehidupan.

"Air itu untuk memberikan kesejukan hati dan kebersihan hati. Maka umat Buddha diharapkan dapat bersikap seperti air yang murah hati, ramah-tamah, dan orang yang gampang dilayani. Maksudnya air itu bisa meresap kemana-mana, mudah menempatkan diri, maka umat Buddha harus bisa seperti air," ujarnya di sela kegiatan.

Dipilihnya Candi Mendut sebagai  tempat disemayamkannya Air Waisak, kata dia, sebab candi ini memiliki nilai yang sakral.

Di mana, di tempat ini dulunya digunakan sebagai tempat berkumpulnya para umat Buddha .

"Dari zaman dahulu Candi Mendut merupakan tempat bersejarah dari zaman Syailendra, di mana di sini tempat dikumpulkannya para umat Buddha untuk menyiapkan apa yang dimilikinya untuk persembahan, apa saja seperti hasil dari bumi untuk diberikan kepada Sang guru Agung," terangnya.

Sementara pada Waisak tahun ini, Bhante Wongsin berpesan kepada umat Buddha agar mempedomani kehidupan dan ajaran Sang Buddha .

Baca juga: Jelang Waisak, Sejumlah Umat Buddha Gelar Festival Merti Karuna Bumi di Candi Pawon Magelang

Di antaranya, harus rajin mencari nafka, berteman baik, saling menjaga, dan hidup sederhana.

"Tidak perlu menunggu siapa yang membantu tetapi dimulailah dari membantu diri sendiri dulu. Karena Sang Buddha mengatakan, semua orang hidup tergantung dengan perbuatan. Kalau hidup susah, sengsara jangan salah kan langit dan bumi, itu semua karena kita sendiri maka kita harus mengendalikan sikap kita sebaik mungkin," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved