Rangkaian Waisak 2023, Para Biksu Semayamkan Api Dharma di Candi Mendut Magelang
Api Dharma ini diambil dari api abadi yang berada di Mrapen di Desa Manggarmas, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Para biksu sangga Perwakilan umat Buddha Indonesia melakukan prosesi penyemayaman Api Dharma Waisak 2567 BE/2023 di Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (2/6/2023).
Adapun Api Dharma ini diambil dari api abadi yang berada di Mrapen di Desa Manggarmas, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Kemudian, api ini dibawa ke Candi Mendut untuk disemayamkan.
Dari pantauan Tribun Jogja, Api Dharma Waisak tiba di Candi Mendut sekitar pukul 14.58 WIB.
Kemudian, api tersebut diserahkan secara simbolis kepada Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya.
Api itu selanjutnya diberikan kepada para biksu untuk menyalakan lilin pancawarna yang berada di altar besar tempat patung Sang Buddha.
Secara bergantian para biksu dan umat pun membacakan parita atau doa-doa dalam ajaran Buddha.
Lalu, para biksu menghidupkan obor yang berada disekeliling candi dengan api dharma Waisak.
Setelah itu, baru menjalani ritual Pradaksina yakni mengelilingi Candi Mendut sebanyak tiga kali.
Usai prosesi tersebut , barulah api disemayamkan di dalam Candi Mendut oleh para biksu.
Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional, Bante Bhante Dhammavuddho Thera menjelaskan makna Api Dharma Waisak bagi umat Buddha.
"Makna Api Dharma ialah seperti darma yang diberikan oleh Sang Buddha untuk menerangi makhluk-makhluk di alam samsara. Jadi, sama dengan api yang diharapkan dapat menerangi kegelapan kehidupan,"ujarnya di sela kegiatan penyemayaman api darma Waisak di Candi Mendut, Jumat (2/6/2023).
Ia menambahkan, setelah disemayamkan nantinya Api Dharma Waisak akan dibawa ke Candi Borobudur tepat pada perayaan puncak yakni detik - detik Waisak, 4 Juni 2023.
"Sehingga pada hari ini, api dharma Waisak disemayamkan di Candi Mendut untuk didoakan sebelum nanti digunakan pada acara Waisak di Candi Borobudur,"paparnya.
Sedangkan, untuk ritual Pradaksina dilakukan di atas dan di bawah Candi Mendut yang diikuti sekitar 300 biksu dan 400 umat Buddha.
Pradaksina pada prosesi penyemayaman api dharma Waisak, kata Bhante Dhammavuddho Thera yakni ritual untuk menghormati Sang Buddha Dharma.
"Tadi dilakukan di bawah dan di atas candi. Kalau tahun sebelumnya kan hanya dilakukan di bawah candi saja, tapi (artinya) Pradaksina itu sama aja. Untuk biksu yang melakukan ritual Pradaksina dari Srilanka, Thailand, Malaysia, Indonesia, Nepal, dan India. Sedangkan, Biksu Thudong tidak ikut karena memang masih perlu istirahat,"tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya mengatakan, tema Waisak 2023 yang diangkat yakni 'Aktualisasi Ajaran Budhha Dharma dalam kehidupan sehari-hari'.
"Karena, umat Buddha atau siapa saja kalau belajar masih ada emosi, konflik-konflik saling serang. Sehingga diharapkan ke depan bisa tidak ada konflik. Memperhatikan suatu pengertian yang benar kalau pengertiannya benar ucapnya juga benar, perbuatannya juga benar, konsentrasinya juga benar, akhirnya bisa memberikan kebahagian kembali kepada Sang Pencipta. Maka, dengan aktualisasi ajaran sang Buddha , bisa memberikan kesejukan dan kebahagian diharapkan saling menyayangi dan saling mendukung,"urainya. (*)
Ada Aksi Demonstrasi Besok, Bupati Magelang Ajak Warga Jaga Kondusivitas Lewat Doa Bersama |
![]() |
---|
54 Kontingen Seni Budaya Ramaikan Karnaval Budaya Kecamatan Tegalrejo Magelang |
![]() |
---|
Represi Aparat Dinilai Cemari Demokrasi, Pakar Hukum UNIMMA: Demonstran Hanya Cari Keadilan |
![]() |
---|
Penebang Kayu Hanyut di Sungai Progo Magelang Ditemukan Meninggal |
![]() |
---|
Sosok Nafa Indria Urbach Anggota DPR RI Asal Magelang yang Turut Komentari Tunjangan Dewan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.