Mengintip Proyek Pembangunan IKN Nusantara, Lebih Hijau dan Lebih Ramah dari Istana Jakarta
Begitu memasuki area proyek pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan , hijau hutan dan perkebunan sawit masih terlihat di kanan dan kiri jalan.
Penulis: Singgih Wahyu N | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur sempat menuai pro-kontra dari publik secara luas.
Terlepas dari hal itu, pengerjaan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara nyatanya terus berjalan secara masif.
Tribun Jogja berkesempatan mengunjungi langsung lokasi pembangunan IKN Nusantara di Kabupaten Paser Penajam Utara, Provinsi Kalimantan Timur, dalam kunjungan bersama Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DI Yogyakarta, Sabtu (27/5/2023).
Butuh waktu sekitar dua jam perjalanan darat dari Kota Balikpapan menuju kawasan IKN Nusantara di Kecamatan Sepaku, Paser Penajam Utara, menempuh jarak sekira 90 kilometer.
Untungnya, ada jalan tol Balikpapan-Samarinda, meski hanya bisa memakai jalur tol sekitar 23 kilometer sebelum keluar di gerbang tol Samboja, waktu tempuh tidak perlu lebih lama lagi.
Setelah keluar dari gerbang tol Samboja, perjalanan masih berlanjut puluhan kilometer lagi menuju kawasan IKN.
Kawasan IKN Nusantara berada di wilayah perbukitan dan rimba nan luas.
Sepanjang perjalanan dengan medan berkelok-kelok menuju ke sana, hijau hutan dengan aneka pepohonan seperti ulin hingga kebun kelapa sawit mendominasi pemandangan di tepian jalan.
Begitu memasuki area proyek pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), hijau hutan dan perkebunan sawit masih terlihat di kanan dan kiri jalan.
Di dalam KIPP, akses jalan masih berupa tanah dan bebatuan. Lalu lalang truk proyek selalu terlihat di depan mata.
Di beberapa sudut, terlihat ekskavator sedang bekerja mengeruk tebing bukit atau meratakan lahan.
Pekerjaan demi pekerjaan di sana kini terus dikebut oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Target terdekat adalah menyelesaikan pembangunan kompleks Istana Presiden dan lapangan agar bisa digunakan untuk upacara kenegaraan pada 17 Agustus 2024.
Basuki Suwarno, Pejabat Pembuat Komitmen Tanggap Darurat, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur, Kementerian PUPR sekaligus Inspektor Keciptakaryaan IKN, mengatakan, ada tiga paket pekerjaan kompleks Istana Presiden di lahan seluas sekitar 100 hektare itu.
Paket pertama adalah pembangunan lapangan upacara dan Istana Presiden, paket kedua yakni pembangunan kantor presiden, dan paket ketiga yakni pembangunan kantor Sekretariat Presiden serta sembilan bangunan pendukung.
Di KIPP, Istana Negara akan dikelilingi oleh kompleks kawasan empat kementerian koordinator (kemenko), yakni Kemenko Maritim dan Investasi; Kemenko Politik, Hukum, dan Keamanan; Kemenko Perekonomian; dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Masing-masing kompleks kemenko ini memiliki area lahan cukup luas hingga puluhan ribu meter persegi.
Selain kompleks kemenko, ada pula kantor Kementerian Sekretariat Negara.
Pengerjaan Istana Presiden kini terus digeber, melibatkan hingga 26.000 pekerja.
Ia optimistis target penyelesaian pembangunan istana bisa terkejar tepat waktu.
"Pembangunan Istana Negara targetnya selesai 100 persen di Oktober 2024. Istana progresnya saat ini sekitar 15 persen. Tapi, kami optimistis Agustus 2024 bisa untuk upacara. Dari target yang ditetapkan, (perkembangan pembangunan) masih on the track," jelasnya.
Kawasan IKN memiliki luas area 56.181 hektare, KIPP 6.681 hektare, dan kawasan perluasan IKN 256.142,72 hektare.
Selain mengebut pengerjaan KIPP, pihaknya juga berupaya merampungkan infrastruktur pendukung IKN seperti sistem penyediaan air minum, sanitasi, instalasi pengelolaan sampah terpadu, hingga akses jalan.
Nantinya, IKN akan didukung oleh adanya tol bawah laut sepanjang 1,5 kilometer, menghubungkan ruas tol Balikpapan-Samarinda dan kawasan IKN secara langsung.
"Paket 5A menghubungkan jembatan Pulau Balang Besar dan satu pertigaan langsung ke lingkar luar KIPP, akan melewati bawah laut sepanjang sekitar 1,5 kilometer. Pembangunan dimulai di 2024," kata Basuki.
Sayap garuda
Ikon istimewa IKN adalah bentuk bentangan sayap garuda pada fasad Istana Presiden.
Presiden Jokowi bahkan sudah menyetujui desain ciptaan seniman I Nyoman Nuarta tersebut dan segera direalisasikan pembangunannya.
Basuki mengatakan, sayap garuda itu memiliki panjang bentang sekitar 200 meter, terbuat dari logam kuningan.
"Mulanya akan dibuat dari bahan tembaga, tapi kemudian diganti dengan kuningan. Sudah ada workshop-nya di Bandung dan di IKN sini. Akan mulai moving (pengangkutan instalasinya) ke sini Agustus nanti," kata dia.
Lebih jauh tentang Istana Presiden di IKN ini, Basuki menyebut konsepnya adalah bangunan hijau dan smart building.
Istana ini lebih terbuka bagi masyarakat yang ingin berkunjung untuk melihat. Nantinya ada spot-spot khusus yang disediakan bagi masyarakat untuk menikmati suasana di IKN dan area Istana Presiden.
"Kita tidak membayangkan seperti Jakarta. Konsepnya di sini lebih hijau dan lebih ramah dari (istana) Jakarta. Ada pepohonan yang dipertahankan, dan nanti ada spot-spot yang bisa dikunjungi masyarakat," sebut Basuki.
Kepala Kantor OJK DIY, Parjiman, mengatakan, pihaknya sengaja membawa rombongan media dari Yogyakarta ke IKN untuk melihat langsung pembangunan ibu kota baru.
Dengan begitu, media bisa memberitakan lebih jelas dan menghindarkan masyarakat dari informasi yang simpang siur. (Singgih Wahyu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.