Jembatan Gantung Boyong Dinilai Bisa Jadi Embrio Wisata Baru di Kaki Gunung Merapi 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Selain menjaga kebugaran tubuh, kehadiran pengunjung didominasi emak-emak melakukan senam massal di seputar Jembatan Sungai Boyong , Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman pada Minggu (7/5/2023) dinilai bisa menjadi media promosi wisata .

Apalagi, kehadiran destinasi maupun atraksi-atraksi wisata baru sangat dibutuhkan agar dapat menarik minat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman . 

"Kita kan harus membuka destinasi- destinasi wisata baru, atraksi - atraksi baru. (Seputar jembatan) Boyong sangat memungkinkan untuk kemudian ada atraksi wisata. Nah ini mungkin bisa menjadi embrio pariwisata di lereng Merapi di sektor yang lain," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman , Ishadi Zayid, Minggu (7/5/2023). 

Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Pari Merapi Sembada dan pihak lainnya yang telah menginisiasi sekaligus menyukseskan kegiatan senam massal di Jembatan Gantung Boyong .

Ia mengaku sudah berbincang dengan Lurah Purwobinangun bagaimana memanfaatkan potensi yang ada. 

Menurut Ishadi, di aliran sungai Boyong bisa dijadikan manuver Jip Wisata seperti halnya di Kalikuning.

Tentu harus dibicarakan lebih detail tentang kemungkinan bagaimana membuatkan paket trip jip wisata menghubungkan Boyong hingga ke bukit Turgo. 

"Artinya bisa membuka jalur wisata baru," katanya. 

Baca juga: Ribuan Emak-emak di Sleman Senam Bareng di Aliran Sungai Boyong

Diketahui Jembatan Gantung Boyong berada di kaki Gunung Merapi .

Jembatan dengan kerangka dari plat baja besi ini memiliki lebar sekitar 2 meter.

Meski hanya berupa jembatan, namun lokasinya yang berada di atas Sungai Boyong di lereng Gunung Merapi mampu menawarkan panorama keindahan alam.

Wajar saja, jika banyak pengunjung menjadikan jembatan yang memiliki panjang sekitar 100 meter itu sebagai lokasi swafoto. 

Ishadi mendorong jika seputar Jembatan Gantung Boyong bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata .

Apalagi wisata berbasis masyarakat atau Comunity Based Tourism.

Namun demikian, jika nanti jadi tujuan wisata maka aspek keamanan harus tetap diperhatikan. Pihak pengelola harus berkoordinasi dengan BPBD Sleman maupun BPPTKG Yogyakarta .