Berita Bisnis Terkini

Harga Tiket Borobudur dan Prambanan Kerap Berubah, ASITA DIY Alihkan Rute Wisata Turis Mancanegara

Harga tiket Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang sering berubah menyulitkan para pelaku industri pariwisata di DIY.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Suasana kunjungan wisatawan di Candi Borobudur pada Kamis (4/5/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Harga tiket Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang sering berubah menyulitkan para pelaku industri pariwisata di DIY.

Hal ini turut dirasakan para anggota Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies ( ASITA ) DIY.

"Apakah Borobudur dan Prambanan tetap jadi favorit? Enggak juga, kami arahkan semua ke destinasi lain," kata Ketua DPD ASITA DIY Hery Setyawan, Minggu (7/5/2023).

Dia menjelaskan, sejumlah kendala yang mendasari terkait hal tersebut yakni karena harga tiket masuk Candi Borobudur dan Candi Prambanan masih berubah-ubah.

Sehingga beberapa agen tour dan travel yang menangani turis mancanegara harus berpikir dua kali jika mengundang mereka.

Baca juga: BPOB Tegaskan Tarif Rp 4-15 Ribu Bukan untuk Kawasan Candi, Tapi Borobudur Highland

"Borobudur sama Prambanan harganya berubah-ubah. Itu jadi kendala buat kami juga. Karena turis itu pesan tiket untuk jangka panjang. Satu tahun yang lalu mereka pesan tiket harga sekian, setahun kemudian naik berlipat-lipat," jelasnya.

Para turis mancanegara tidak mau tahu dengan adanya perubahan harga tiket setiap tahun ini.

Sementara pihak penyedia jasa tour dan travel juga keberatan jika harus mengeluarkan uang tambahan untuk melunasi tiket yang sudah dibayar pada saat pemesanan di awal.

"Yang mau nomboki siapa? Mereka (turis) gak mau bayar tambahan, yang dibayar ya pada saat perjanjian itu yang ditandatangani. Bulan Maret misalnya pemerintah naikan harga tiga kali lipat mereka gak peduli buat bayar tambahan," ucapnya.

Sebagai alternatif untuk menyikapi persoalan ini, seringkali rekan di DPD ASITA DIY mengalihkan rute wisata lain khusus bagi turis mancanegara.

"Bisa ke wisata alam yang benar-benar natural sama wisata culture. Mereka harus melihat kalau mau ganti destinasi wisata biasanya dari seni budaya atau kami alahkan ke wisata alam," ungkapnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved