Berita Bisnis Terkini

Inflasi Kota Yogyakarta pada April 2023 Capai 5,14 persen YoY

Pergerakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tangkapan Layar
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati sedang menjelaskan pergerakan inflasi di Kota Yogyakarta saat menghadiri Press Release BRS BPS Provinsi DIY secara virtual pada Selasa (2/5/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Pusat Statistik ( BPS ) DI Yogyakarta mencatat pergerakan inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) di Kota Yogyakarta selama April 2023.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menyebut, inflasi bulan ke bulan atau month to month (mtm) pada April 2023 terhadap Maret 2023 tercatat sebesar 0,22 persen.

Akan tetapi, inflasi itu dinilai lebih rendah dibandingkan Maret 2023 yang menyentuh 0,60 persen. 

"Kalau kita bandingkan dengan bulan April 2022 lalu, (maka) untuk ( inflasi ) April 2023 lebih rendah yaitu 0,22 persen. Sementara tahun lalu, April 2022 ( pergerakan inflasi ) mencapai 1,14 persen," katanya saat menghadiri Press Release BRS BPS Provinsi DIY secara virtual pada Selasa (2/5/2023).

Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan tahun ke tahun, pergerakan inflasi di Kota Yogyakarta pada April 2023 terhadap April 2022 meningkat 5,14 persen year on year (yoy).

Secara yoy, pergerakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

"Kalau kami bandingkan dengan posisi bulan Maret 2023 yang lalu, yang masih pada posisi 6,11 persen, berarti pada bulan April 2023 mulai melandai atau lebih terkendali secara yoy yakni 5,14 persen," jelas dia.

"Kalau kami bandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya, pada 2023 ini lebih tinggi. Karena pada 2022 lalu (perakan inflasi) sebesar 4,12 persen," tambah Herum.

Pihaknya pun mencatat pergerakan inflasi berdasarkan kelompok secara yoy.

Di mana untuk inflasi yoy paling tinggi terjadi pada kelompok transportasi yang mencapai 9,56 persen dengan andil 1,36 persen. Selanjutnya disusul inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik sebesar 7,05 persen dengan andil 1,60 persen.

"Kemudian, satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi adalah informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Dengan deflasi -0,18 persen dan memberikan andil deflasi -0,01 persen," tutupnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved