Berita Bisnis Terkini

Jelang Lebaran, Usaha Kue Kering di Sleman Laris Manis

Camilan cookies ini seringkali menjadi suguhan saat merayakan momen Idulfitri sehingga keberadaannya kini banyak diburu konsumen.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Sri Rahayu Dwi Astuti menunjukkan kue kering buatannya yang sudah dikemas dalam paket hampers 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tangan Sri Rahayu Dwi Astuti tampak cekatan memasukkan kue-kue kering yang sudah ditata di loyang ke dalam oven untuk dipanggang.

Proses pemanggangan membutuhkan waktu 30 menit sebelum kue tersebut dikeluarkan.

Perempuan 58 tahun itu harus jeli untuk memastikan kuenya memiliki tingkat kematangan sesuai yang diinginkan.

Rutinitas itu, Ia lakukan sepanjang hari di tengah permintaan camilan kue kering yang sedang meningkat tajam. 

"Produksi mulai jam 08.00 pagi. Karyawan saya pulang nanti sampai sore. Saya dan keluarga kadang bisa sampai jam 2 malam. Sampai lembur- lembur," kata Tutik, panggilan Sri Rahayu Dwi Astuti, produsen kue kering di Nogosaren Kidul, RT 06, Nogotirto, Gamping, Kamis (13/4/2023). 

Ya, menjelang lebaran ini usaha kue kering laris manis.

Menurut Tutik, permintaan banyak sekali bisa sampai 50 toples per hari.

Bahkan kadang lebih.

Untuk memenuhi permintaan pasar, Ia melibatkan anggota keluarga untuk ikut membantu proses produksi dan memberdayakan warga setempat.

Jumlah keseluruhan 7-8 orang.

 Mereka saling berbagi tugas.

Ada yang membuat adonan, mencetak adonan, memanggang ke oven lalu mengemasnya ke dalam toples.

Selanjutnya dikirim kepada para pemesan. 

"Sekarang pesanan sudah ramai sekali. Hingga saat ini yang sudah pesan di atas 800 toples. Mungkin hingga lebaran nanti estimasi saya bisa sampai 1.000 toples karena sudah banyak permintaan masuk menjelang lebaran ini," kata dia. 

Tutik sudah 20 tahun menggeluti usaha kue kering.

Ia produksi tiap momen Idulfitri maupun Natal.

Kue kering yang diproduksi bermacam-macam berjumlah 10 varian.

Antara lain, kue Nastar yang berisian selai nanas dengan olesan kuning telur bebek.

Lalu kue Coklat Bunga yang dibuat dari campuran terigu dengan coklat Van Houten.

Kastengel kue dengan citarasa keju craft chedar dan keju tua bertabur parutan keju. 

Kemudian ada coklat chips yang dibuat dari campuran terigu dengan coklat van houten berbentuk bola dan di atasnya ada choco chips.

Rol nanas yaitu kue selai nanas yang dibalut tepung sagu dengan campuran keju.

Ada juga keong keju, yaitu kue berbentuk keong yang terbuat dari campuran tepung sagu dengan keju. 

Ia juga memproduksi kue putri salju keju.

Terbuat dari campuran tepung sagu dan keju dengan taburan gula halus.

Lalu ada Coklat Bola kue yang berbentuk bola dibalut coklat dark dan putih.

Lidah kucing kue yang terbuat dari campuran tepung sagu dan putih telur yang membuat citarasa gurih.

Ada juga cornflakes dengan citarasa gurih.

Terbuat dari campuran tepung sagu, terigu dan cornflake yang ditaburi keju.

Masing-masing kue dibanderol harga berbeda-beda di kisaran Rp 35 hingga Rp 65 ribu. 

Menurut dia, permintaan tahun ini lebih ramai dibanding tahun lalu.

Apalagi menjelang Lebaran , ada peningkatan permintaan yang signifikan dibanding saat awal berpuasa.

Tutik memasarkan kue buatannya melalui sistem online yang dibantu para reseller.

Mereka biasa pesan melalui WhatsApp kemudian kue akan dikirim sesuai permintaan.

Ada juga yang beli dengan datang langsung ke rumahnya.

Pangsa pasar oenjualan cookies dengan brand "Kue Bu Tutik" ini bukan hanya di Yogyakarta tetapi juga sampai Klaten dan sekitarnya. 

"Kebetulan ada reseller di Klaten sehingga penjualan selain di Yogyakarta juga di Klaten," kata dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved