Atlet Wushu Peraih Medali Perak PON XX Papua Ini Tak Ingin Mengesampingkan Pendidikan

Atlet wushu DI Yogyakarta, Zefanya Adelia Sidharta harus membagi waktu antara kuliah dengan latihannya menjelang Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Dokpri
Zefanya Adelia Shidarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Atlet wushu DI Yogyakarta, Zefanya Adelia Sidharta harus membagi waktu antara kuliah dengan latihannya menjelang Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Nasional (PON).

Peraih medali perak PON XX Papua 2021 lalu ini mengaku tak mau ketinggalan materi kuliah, meskipun di tengah-tengah kesibukannya berlatih wushu di sanana.

Bagi perempuan yang akrab dipanggil Zefa itu, pendidikan sangat penting untuk menunjang karirnya di masa depan, ketika sudah pensiun sebagai atlet wushu.

Baca juga: Pengajuan Pembiayaan Dana Tunai Adira Finance Naik 25 Persen Jelang Lebaran

"Jadi untuk latihan wushunya yang saya sesuaikan dengan jadwal kuliah. Karena buat saya pendidikan juga penting. Ke depan kalau sudah pensiun, kemungkinan saya ingin berkarier sejalan dengan jurusan kuliah yang saya ambil," kata Zefa saat berbincang dengan Tribun Jogja, Rabu (12/4/2023).

Zefa saat ini duduk di semester 4 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Semester yang menurutnya cukup padat dan menyita banyak waktu untuk belajar.

Di semester 4 UAJY, Zefa mengatakan masih mengambil SKS sepaket dalam satu semester. Untuk itu ia belum bisa menentukan ingin mengambil mata kuliah apa saja dan kapan saja waktunya.

"Kemarin ada sempat bentrok antara latihan dan kuliah, terus akhirnya latihannya yang diganti jadwal. Penyesuaian waktu saja, latihan pagi, kuliah sore," jelasnya.

Zefa melanjutkan, dirinya belum memiliki target yang pasti sampai kapan bakal pensiun sebagai atlet wushu. Ia menyebut, jika antara waktu kuliah dan latihan tidak membuatnya keteteran, kemungkinan masih mau melanjutkan karirnya sebagai atlet.

"Kemarin sempat terpikir kalau tahun 2024 itu adalah PON terakhir saya. Karena pertimbangannya sama kuliah. Saya ingin mempersiapkan karier juga ke depannya, pengen lihat sisi lain. Tapi kalau kuliah tidak ganggu latihan, saya masih pengen lanjut, jadi habis PON tahun saya masih lanjut, tapi kalau tidak, saya mau fokus kuliah saja," ungkap dia.

Zefa selanjutnya bercerita, semenjak lulus SMA ia pernah mencoba untuk melanjutkan kuliah ke Tiongkok. Alasannya karena sejak di bangku Sekolah Dasar (SD), ia menyukai mata pelajaran bahasa mandarin. 

Sehingga menurutnya momen kuliah adalah waktu yang tepat untuk mengasah lebih tajam bahasa mandarinya di jurusan sastra atau bahasa mandarin.

"Sebenarnya saya dulu pengen kuliah ke Tiongkok. Tapi waktu itu karena jadwal PON tertunda akibat pandemi, saya harus memilih antara latihan dan kuliah ke sana, karena latihan buat ke PON tidak bisa ditunda, saya akhirnya pilih tetap di Indonesia dan melanjutkan kuliah di UAJY," katanya.

Bagi sebagian atlet, jurusan yang tepat untuk menopang karirnya adalah masuk jurusan keolahragaan. Tapi berbeda cerita dengan Zefanya, ia memilih untuk masuk ilmu komunikasi.

Jurusan yang dipilih Zefa memang bukan tanpa sebab. Katanya orang tua Zefa berprofesi sebagai humas di suatu instansi. Dari sana membuat perempuan kelahiran Yogyakarta ini terinspirasi untuk mengikuti jejak orang tuanya.

"Sempat terpikir jurusan olahraga, tapi saya ragu, alasannya karena kalau masuk jurusan itu saya jadinya olahraga terus. Latihan olahraga, di kuliah olahraga lagi, jadi masuk ilkom supaya nggak olahraga terus," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved