Berita Sleman Hari Ini
Dinas Kesehatan Sleman Minta Warga Waspada Penyakit Berbasis Lingkungan
Beberapa hari terakhir di awal bulan puasa Ramadan, cuaca di wilayah Sleman tidak menentu dan terkadang mengalami perubahan yang cukup drastis.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Beberapa hari terakhir di awal bulan puasa Ramadan, cuaca di wilayah Sleman tidak menentu dan terkadang mengalami perubahan yang cukup drastis.
Pagi cerah, siang panas dan menjelang sore tiba-tiba hujan deras.
Karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman meminta masyarakat waspada terutama pada penyakit berbasis lingkungan.
"Kami mengingatkan kembali karena musim akhir-akhir ini sangatlah ekstrem perubahannya. Pagi hingga siang cerah dan sangat panas. Tiba- tiba menuju sore sudah sangat mendung dan hujan deras. Waspada terhadap penyakit yang berbasis lingkungan. Misalnya DBD, leptospirosis, diare, tifus, ISPA mungkin juga covid-19 yang (sekarang) masih ada," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sleman, dr. Khamidah Yuliati, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: Kerugian Akibat Ledakan di Kaliangkrik Magelang Capai Rp500 Juta, 34 Rumah Alami Kerusakan
Yuli menyarankan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Adapun untuk mencegah DBD, masyarakat diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus untuk memutus rantai hidup nyamuk.
Yaitu dengan menguras dan menutup rapat tempat penampungan air.
Lalu memanfaatkan kembali barang bekas. Selanjutnya, memeriksa jentik nyamuk di sekitar lingkungan rumah.
Jika ada bersihkan dan hilangkan genangan air jernih di tempat yang bisa menampung air hujan. Lalu berikan abate pada jamban air.
Untuk mencegah leptospirosis, Yuli meminta masyarakat menjaga lingkungan agar selalu bersih supaya tikus tidak datang.
Sebab air kencing tikus merupakan media berkembangbiaknya kuman leptospira penyebab leptospirosis.
"Gunakan alat pelindung diri atau boot atau sarung tangan karet untuk berkebun, ke sawah atau ke kolam. Jika ada luka, tutuplah luka dengan rapat yang tahan air agar tidak menjadi tempat masuknya kuman leptospira," ujar Yuli.
Lebih lanjut, mantan Kepala Puskemas Ngaglik 1 ini juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit diare dan tifus.
Untuk mencegahnya, Ia menyarankan agar sering mencuci tangan dan kaki dengan sabun pada air mengalir.
Hal ini untuk menghindari kuman masuk ke sel pencernaan.
Bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa, sebaiknya mengurangi makanan pedas, asam maupun makanan yang bisa merangsang pencernaan.
"Awalkan saat berbuka dengan yang manis, berserat dan minum hangat. (Kemudian) akhirkan makan sahur dan minumlah air secukupnya agar tidak dehidrasi saat menjalankan ibadah puasa. Bila perlu minum suplemen atau vitamin atau madu agar tubuh lebih fit," tuturnya.
Terpisah, Direktur RSUD Sleman dr. Novita Krisnaeni mengatakan, jumlah pasien yang masuk di RSUD Sleman mengalami peningkatan di awal Ramadan dan biasanya akan kembali menurun di pertengahan puasa hingga lebaran.
Lalu setelah lebaran menurut dia biasanya kembali naik. Kenaikan jumlah pasien ini disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, karena penyakit dan juga faktor lainnya seperti kecelakaan.
"Kalau pas lebaran itu kecelakaan (tinggi). Kalau penyakit, DM (diabetes melitus) gula, jantung karena pola makanannya maupun aktivitasnya pas lebaran," tutur Novita.
Ia menyarankan masyarakat agar menjaga pola makan. Terutama saat menjalankan ibadah puasa.
Menurut dia, dengan berpuasa sebetulnya tubuh diberi kesempatan untuk beristirahat.
Untuk itu, menjaga pola makan sesuai anjuran agama sangat penting.
Misalnya, ketika waktu sahur maka dijalankan makan sahur. Kemudian saat waktu berbuka maka makan secukupnya, tidak makan berlebihan.
"Kebersihan makanan harus dijaga. Gizinya juga diperhatikan. Minum juga diperhatikan. Karena kan berpuasa, saat siang tubuh tidak minum, monggo bisa diatur ketika waktunya buka kemudian pada waktu terakhir setelah tarawih banyak minum. Intinya, (agar tetap sehat) monggo asupan makanan diatur," kata Novita. (rif)
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.