Erupsi Gunung Merapi

Antisipasi Adanya Erupsi Gunung Merapi Susulan, Warga Krinjing Magelang Berlakukan Jaga Malam 

Relawan dan segenap warga Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang memberlakukan jaga malam atau ronda di tiap dusun mulai malam ini.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Relawan dan Kodim Magelang membagikan masker di Pertigaan Pasar Suko, Desa Sewuan, Dukun Magelang 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Relawan dan segenap warga Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang memberlakukan jaga malam atau ronda di tiap dusun mulai malam ini.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya erupsi susulan Gunung Merapi pasca memuntahkan awan panas guguran (APG) ke arah barat daya, pada Sabtu (11/3/2023) siang. 

"Kemarin kan masih aman, tapi adanya letusan di siang ini, saya sudah berkoordinasi dengan Ketua organisasi pengurangan risiko bencana (OPRB) nanti malam akan diadakan posko penjagaan setiap dusun masing-masing," kata Sambas, relawan Guruh Merapi Desa Krinjing, Sabtu. 

Terdapat 9 dusun di Desa yang berjarak 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi ini.

Nantinya, pos jaga malam yang berada di Balai Desa dan di tiap dusun ini akan dilakukan minimal 10 orang dari kalangan pemuda dan masyarakat.

Baca juga: FOTO-FOTO Dampak Erupsi Gunung Merapi di Desa Krinjing Magelang

Mereka bertugas memantau perkembangan situasi dan kondisi.

Harapannya dengan penjagaan ini, apabila terjadi sesuatu maka bisa cepat tanggap dan bisa langsung dikomunikasikan kepada masyarakat. 

Pos jaga mulai dilakukan malam ini.

"Jaga malam akan dilakukan sampai ada tanda aman yang disiarkan BPBD Magelang ," kata dia. 

Diketahui, Desa Krinjing, kecamatan Dukun menjadi satu di antara wilayah di Kabupaten Magelang yang terdampak erupsi Gunung Merapi , pada Sabtu (11/3/2023) siang.

Abu vulkanik yang mengguyur desa ini cukup tebal. Jalan dan atap-atap rumah penduduk berselimut abu dengan ketebalan rata-rata mencapai satu sentimeter. 

"Abu vulkanik mengguyur wilayah desa Krinjing dengan tebal rata-rata satu sentimeter," katanya. 

Lebih lanjut, Sambas bercerita, siang itu dirinya sedang bekerja di ladang, ketika tepat pukul 12.12 WIB, Gunung Merapi tiba-tiba mengeluarkan awan panas guguran (APG) ke arah barat daya.

Ia yang melihat kepulan asap membumbung tinggi langsung bergegas lari meninggalkan ladang menuju ke pemukiman.

Warga sudah berkumpul di jalan, dan sempat panik. Ia bersama relawan kemudian berupaya menenangkan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved