Inspiring Beauty
Amri Dian Pratiwi Jalani Dua Profesi
MENJADI fesyen desainer dan make up artist (MUA) adalah dua profesi yang kini dijalani perempuan pemilik nama Amri Dian Pratiwi.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Agus Wahyu
MENJADI fesyen desainer dan make up artist (MUA) adalah dua profesi yang kini dijalani perempuan pemilik nama Amri Dian Pratiwi. Bagi Amri, begitu ia akrab disapa, antara MUA dan desainer busana keduanya saling melengkapi. Untuk itu, Amri masih nyaman menjalani keduanya.
Amri merintis karier menjadi MUA mulai dari nol sejak 15 tahun lalu. Ia menempuh pendidikan formal di jurusan Tata Rias Kecantikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Sejak kuliah, Amri sudah mempraktekkan ilmu tata rias yang ia dapat dari kampus ke dunia industri.
Amri membuka jasa tata rias atau MUA selama kuliah dengan tujuan mengasah keahlianya dan tentu saja karena memberinya penghasilan yang lumayan. Usaha Amri membuka jasa MUA semasa kuliah, bisa di bilang berhasil. Ia beberapakali diminta menjadi MUA untuk keperluan video klip hingga pemotretan untuk kebutuhan majalah.
"Awalnya, sempat merasa salah jurusan karena aku sebenarnya pengin kuliah musik. Aku aktif ngeband sejak SMK. Tapi, aku sadar diri karena skill ku main musik pas pasan, jadilah belajar tata rias. Awal kuliah sempat keteteran karena basic ku SMK jurusan Busana, aku ngejar dari nol, sementara teman kuliahku banyak yang memang sudah ada ilmu tata rias," ungkap Amri.
“Keputusan kuliah di jurusan tata rias, bagi Amri, adalah langkah yang tepat, meski sempat dilanda keraguan awalnya. Amri bersyukur, karena mendapatkan banyak ilmu yang sangat membantu profesinya kini sebagai MUA dan desainer busana. “
Di bangku kuliah Amri tak hanya mendapatkan mata kuliah tata rias, namun juga soal perawatan tubuh, pembuatan komestik tradisional, pembuatan dekor, kewirausahaan, sanggul pengantin, hingga tata upacara adat.
Menurut Amri, banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan dari semua mata kuliah yang ia dapatkan selama kuliah. Kebetulan, Amri lebih mendalami dunia tata rias yang akhirnya menjadi salah satu pilihan profesinya hingga kini.
Sebagai seorang MUA , Amri memang lebih fokus ke tata rias untuk kebutuhan wedding. Namun, jika ada yang menghendaki jasa MUA nya untuk kebutuhan selain wedding ia pun tidak menolaknya.
Sementara itu, sebagai desainer busana, diakui Amri, memang tidak terlalu fokus lantaran ia lebih mengutamakan jasa tata riasnya. Hanya saja dalam perjalanannya, beberapa pengguna jasa MUA nya memintanya untuk sekalian mendesain busana pengantin yang akan dikenakan saat upacara pernikahan.
"Kalau ada rikues bundling sekalian dengan baju pengantin aku juga siap mendesainkan. Kadang aku juga desain dan bikin sendiri untuk pilihan saja, siapa tahu ada klien yang cocok dengan koleksi busana pengantin hasil rancanganku," kata Amri.
"Intinya, kalau kita fokus dan bisa mengatur waktu bisa kok kita jalani. Bagi yang baru awal merintis jangan pernah gampang menyerah, jangan mengeluh dulu, belajarnya memang lama, hargai waktu dan selalu mau belajar dan belajar," kata Amri.
Jaga Pikiran Positif
PEREMPUAN kelahiran Yogyakarta 26 Agustus 1990 ini selalu berusaha berpikir positif. Amri menyadari, ketika pikiran kita dipenuhi hal-hal yang berbau negatif justru bakal membuat tubuh cepat lelah dan berujung sakit.
"Mindsetnya harus sehat sehat sehat supaya tak gampang cape dan sakit. Itu saja yang selalu aku bilang ke diriku," kata Amri.
Menjalani profesi apapun, menurut Amri, membutuhkan penampilan prima dan bugar. Apalagi, menjadi MUA seperti yang ia lakoni saat ini. Sebagai konsekuensi profesi, Amri harus bangun tengah malam untuk segera berangkat ke lokasi acara. Tak jarang ia hanya tidur selama 4 jam saja karena harus memastikan semua kebutuhan MUA sudah aman.
"Kalau luar kota Jogja, misal ke Magelang pernah berangkat jam 1 malam. Padahal jam 11 baru selesai persiapan. Paling menyempatkan istirahat di mobil saja," Kata Amri.
Bagi Amri, jika semua pekerjaan dilakukan sepenuh hati dan berusaha profesional, niscaya rasa lelah akan terbayar kepuasan batin dengan sendirinya. Sehingga, rasanya, energi yang mengalir ke tubuh tidak ada habisnya.
"Sering aku dibilang ngga punya capek, padahal ya pasti capek. Sekali lagi tinggal mindset kita menyikapi semua yang kita kerjakan seperti apa. Kalau disikapi positif, energinya pasti terus baik," imbuh Amri. (yud)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.